Evaluasi Proses Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja Studi Kasus di RSUD Waluyo Jati Kraksaan Paska Penerapan PPK-BLUD
Main Author: | Dianti, Ari |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/157109/ |
Daftar Isi:
- Proses penyusunan anggaran yang dilakukan di RSUD Waluyo Jati belum sepenuhnya berbasis kinerja. Hal ini tampak pada penetapan indikator kinerja yang terdapat di dokumen RKA dibuat oleh bagian perencanaan dan di dokumen RBA tidak ada penetapan indikator kinerja khusus per instalasi, sehingga hasil capaian kinerja belum menggambarkan kaitan yang erat dengan proses pengelolaan capaian kinerja. Penelitian ini bertujuan untuk mendapat pemahaman yang mendalam tentang proses penyusunan anggaran berbasis kinerja di RSUD Waluyo Jati Kraksaan pasca penerapan PPK – BLUD dan faktor yang melatarbelakanginya. Desain penelitian ini menggunakan rancangan kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pemilihan Informan kunci dilakukan secara non probability sampling melalui tehnik purposive sampling. Pengujian keabsahan data dilakukan dengan meningkatkan ketekunan, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat dan dosen pembimbing, serta pengecekan anggota. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses penyusunan anggaran berbasis kinerja di RSUD Waluyo Jati kurang efektif. Hal ini ditunjukkan dengan tidak ada proses penentuan indikator kinerja, prioritas program/kegiatan, dan analisa standar belanja. Kekurang efektifan tersebut karena adanya faktor kendala seperti patisipasi semu dalam penyusunan anggaran, kurangnya komunikasi dalam bentuk sosialisasi, kurangnya pemahaman tentang anggaran berbasis kinerja, struktur organisasi anggaran rumah sakit yang belum berjalan, dan tidak adanya evaluasi kinerja. Faktor lain adalah dukungan eksternal dari bidang anggaran DPKD Kabupaten Probolinggo terutama dalam proses penyusunan anggaran. Penerapan PPK-BLUD di RSUD Waluyo Jati tidak diringii dengan penerapan anggaran berbasis kinerja. Hal ini apabila dilakukan secara terus menerus akan berakibat rumah sakit akan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan rutin atau operasionalnya dan akan berpengaruh buruk terhadap tujuan peningkatan mutu pelayanan seperti yang diamanatkan PPK-BLUD.