Analisis Faktor Penyebab Keterlambatan Tindakan Dengan Length Of Stay Patients Admission Di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang

Main Author: Fouk, MariaFatimahWA
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/157097/
Daftar Isi:
  • Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan pintu utama pelayanan kegawatdaruratan pertama selama 24 jam. Kepadatan pasien (overcrowding) timbul akibat peningkatan jumlah kunjungan yang melebihi kapasitas sumber daya yang tersedia. Length of Stay (LOS) patients admission merupakan indikator pengukuran terhadap proses pelayanan dan penanda kepadatan pasien. Waktu tunggu memiliki esensi penting dalam mengkaji proses perawatan di IGD karena membantu mengidentifikasi penyebab keterlambatan tindakan dan LOS yang memanjang. LOS IGD dipengaruhi oleh input dan troughput factor. Input faktor: usia, waktu tiba, keluhan utama dan komorbiditas. Troughput faktor: triage level, door to doctor, kecepatan pemeriksaan laboratorium, kecepatan konsultasi spesialis dan transfer pasien ke ruangan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan faktor penyebab keterlambatan tindakan dengan LOS patients admission di IGD RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang. Desain penelitian yang digunakan cross sectional. Prosedur penelitian dilakukan melalui tahap pengumpulan data pada bulan Mei 2016. Penelitian dilaksanakan di IGD RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang pada tanggal 25 Juni sampai 9 Juli 2016. Teknik pengambilan sampel dengan quota sampling yang berjumlah 200 pasien dan perawat serta dokter yang menangani 200 pasien tersebut. Data dikumpulkan dengan lembar observasi dan pedoman pengumpulan data Hasil penelitian menunjukkan bahwa median LOS patients admission 9 jam, paling cepat 1 jam dan paling lama 77 jam. Berdasarkan hasil analisis bivariat terdapat hubungan yang bermakna antara komorbiditas dengan LOS patients admission (p value = 0,001 dan r = - 0,227), antara kecepatan konsultasi spesialis ix dengan LOS patients admission (p value = 0,001 dan r = 0,238) dan antara transfer pasien ke ruangan dengan LOS patients admission (p value = 0,000 dan r = 0,699). Berdasarkan hasil uji regresi linear disimpulkan bahwa faktor yang paling berhubungan dengan LOS patients admission adalah transfer pasien ke ruangan ( p value 0,001, koefisien regresi 0,015 dan koefisien korelasi 0,774). Kesimpulan: komorbiditas, konsultasi spesialis dan transfer pasien ke ruangan merupakan prediktor LOS patients admission dengan keterlambatan transfer pasien ke ruangan atau unit lain sebagai faktor yang paling dominan berhubungan dengan LOS patients admission di IGD RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang. Permasalahan yang dihadapi perawat dan dokter di IGD adalah keterbatasan kapasitas tempat tidur di ruang perawatan sehingga terjadi boarding pasien dalam jumlah yang bermakna pada setiap shif sementara pasien yang baru tiba juga membutuhkan perawatan segera. Hal ini menambah beban kerja perawat dan dokter serta biaya perawatan. Keterbatasan tenaga khusus transporter terlatih untuk mengantar pasien menjalani pemeriksaan atau memindahkan pasien juga menjadi salah satu masalah yang bagi manajemen IGD. Selain itu perawat harus melakukan konfirmasi secara berulang dengan unit atau ruangan pasien akan dipindahkan atau yang direncanakan untuk pemeriksaan diagnostik penunjang sebagai syarat atau goldstandar pada beberapa kasus medikal, menunggu disposisi dokter spesialis dan sub spesialis penyakit dalam terhadap terapi dan tindakan sebelum pasien dipindahkan ke ruangan. Untuk itu diperlukan dukungan dari tim manajemen rumah sakit dan IGD untuk segera menyusun perencanaan jangka pendek terkait Teknologi Informasi dan Komunikasi antara ruangan/unit dengan IGD berupa centralized bed control dan kebijakan tentang proses konsultasi. Strategi ini membutuhkan kerjasama antara tim perawatan di IGD dan ruangan atau unit lain untuk mengkomunikasikan ketersediaan tempat tidur perawatan dengan segera setelah pasien dipulangkan. Dengan demikian beban kerja dan biaya perawatan pasien serta sistem pelayanan menjadi efektif dan efisien.