Analisis Yuridis Perjanjian Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Ditinjau dari Asas Keseimbangan dan Asas Itikad Baik
Main Author: | Mahfud, MahdiBinAchmad |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2012
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/156241/ |
Daftar Isi:
- Dalam penulisan tesis ini penulis membahas bagaimana analisis yuridis perjanjian penempatan tenaga kerja Indonesia antara PT. Amalia Rozikin Jaya (pelaksana penempatan TKI swasta) dengan Rita Purnama Sari (calon TKI) yang ditinjau dari asas keseimbangan dan asas iktikad baik. Hal yang melatarbelakangi penulisan ini bahwa perjanjian penempatan TKI yang dibuat oleh PJTKI dengan calon TKI terdapat penyimpangan. Berdasarkan isu yang beredar dimasyarakat banyak sekali TKI yang tidak membayar uang pemotongan gaji dan TKI yang lari berganti-ganti majikan. Hal ini tentunya sangat rawan bagi TKI untuk diperlakukan tidak manusiawi dan diskriminatif, karena sulit untuk melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap mereka. Masalah yang dikaji dalam skripsi ini adalah: 1) Apakah perjanjian penempatan tenaga kerja Indonesia antara PT. Amalia Rozikin Jaya (Pelaksana Penempatan TKI swasta) dengan Rita Purnama Sari (Calon TKI) sesuai dengan asas keseimbangan dan asas iktikad baik. 2) Bagaimana seharusnya perlindungan hak-hak TKI melalui Perjanjian Penempatan Tenaga Kerja Indonesia? Untuk menjawab masalah yang dikaji tersebut, penulis menggunakan metode pendekatan hukum normatif. Berdasarkan hasil penelitian, penulis memperoleh jawaban atas permasalahan yang ada, yaitu Di dalam perjanjian penempatan TKI antara PT. Amalia Rozikin Jaya dengan Rita Purnama Sari Tidak memenuhi persyaratan Undang-Undang Nomer 39 Tahun 2004 terkait syarat minimum perjanjian penempatan TKI. Di dalam perjanjian tersebut juga terdapat ketidakseimbangan kedudukan para pihak dan juga terdapat itikad tidak baik dari PJTKI. Perlindungan hak-hak TKI melalui perjanjian penempatan TKI dapat dilakukan dengan cara menerapkan asas-asas hukum perjanjian dan peraturan perundang-undangan, menempatkan calon TKI dengan memperhatikan keahlian, bakat dan minat, memberikan perlindungan serta melakukan pengawasan pelaksanaan penempatan calon TKI dan membuat standar perjanjian penempatan TKI. Menyikapi hal-hal tersebut di atas, Pemerintah harus membuat MoU dan membuat standar perjanjian penempatan TKI yang berlandaskan keseimbangan, serta dilakukan peningkatan pengawasan dan perlindungan TKI dan PJTKI dalam pembuatan perjanjian penempatan TKI harus memperhatikan ketentuan undang-undang. Asas keseimbangan, asas itikad baik dan juga asas-asas perjanjian lainnya harus menjadi dasar pijakan dari para pihak dalam menentukan dan membuat suatu perjanjian, sehingga tujuan akhir dari suatu perjanjian dapat tercapai dan terlaksana sebagaimana diinginkan oleh para pihak.