Konstruksi Jalur Interpretasi Ecoedutourism Berbasis Sumber Daya Alam Dan Partisipasi Masyarakat Di Kawasan Hutan Mangrove Pancer CengkrongDesa Karanggandu, Kecamatan Watulimo Kabupaten TrenggaleK

Main Author: Prastiyo
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/156052/
Daftar Isi:
  • Indonesia memiliki sedikitnya 47 tipe ekosistem, salah satu ekosistem yang memiliki banyak potensi di Indonesia adalah hutan mangrove. Hutan mangrove di Indonesia memiliki keanekaragaman flora maupun fauna yang khas. Pembangunan dan pemanfaatan wilayah pesisir sekitar kawasan hutan mangrove, biasanya tidak dilakukan dengan bijaksana dan berwawasan lingkungan sehingga cenderung membahayakan kestabilan ekosistem mangrove dalam jangka panjang. Salah satu alternatif pemanfaatan hutan mangrove yang bisa dikembangkan tanpa merusak lingkungan adalah pengembangan ekowisata. Hutan Mangrove Pancer Cengkrong di Desa Karanggandu adalah salah satu kawasan hutan mangrove yang potensial untuk dikembangkan menjadi kawasan ecoedurtourism mangrove. Tujuan penelitian ini adalah melakukan kajian potensi dan preferensi flora, fauna (burung) serta aktivitas masyarakat lokal di Hutan Mangrove Pancer Cengkrong sebagai atraksi wisata dalam pengembangan program ecoedutoruism dengan melibatkan partisipasi masyarakat serta untuk mengetahui pengaruh program ecoedutourism terhadap pengetahuan dan ketertarikan siswa. Stakeholder yang dilibatkan dalam penelitian terdiri dari masyarakat sekitar hutan mangrove, pelajar dan mahasiswa pencinta alam serta guru IPA dengan jumlah total 135 orang. Uji coba program ecoedutourism melibatkan 20 siswa SMP. Analisis data dilakukan dengan bantuan Microsoft Excell dan dianalisis secara deskriptif. Sedangkan untuk mengetahui pengaruh program ecoedutourism terhadap pengetahuan dan ketertarikan siswa dianalisis dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS ver.17 melalui uji wilcoxon (α=5%) . Hasil penelitian menunjukan bahwa Hutan Mangrove Pancer Cengkrong memiliki keanekaragaman flora sebanyak 22 spesies, fauna (burung) sebanyak 21 spesies, tipe ekosistem yang beragam serta aktivitas masyarakat lokal yang potensial untuk dijadikan atraksi wisata. Hasil penggalian data preferensi dengan stakeholder diketahui bahwa spesies flora mangrove yang memiliki Indeks RFC tertinggi adalah Bruguiera gymnorrhiza sedangkan Indeks RFC tertinggi untuk spesies burung adalah Leptoptilos javanicus. Untuk nilai preferensi tertinggi atraksi wisata berupa bentang alam yang selanjutnya dipilih dalam paket uji coba ecoedutourism adalah Hutan Mangrove, Sungai Cengkrong dan Pantai Cengkrong. Sedangkan aktivitas masyarakat lokal yang bisa dikembangkan menjadi daya tarik wisata antara lain jelajah hutan mangrove, bertani mangrove, memancing, panen ubur-ubur dan proses jual beli ikan secara tradisional. Analisis pengaruh program uji coba ecoedutourism menunjukan bahwa program ecoedutorusim berpengaruh terhadap aspek ketertarikan siswa dalam mengikuti program, hal itu dilihat dari hasil statistik uji wilcoxon dengan nilai asymp sig sebesar 0.015 atau kurang dari α=0.05. Hal itu diduga karena siswa cenderung tidak bosan mempelajari suatu hal melalui kegiatan langsung sekaligus berwisata alam. Sedangkan untuk aspek pengetahuan diketahui dari hasil statistik uji wilcoxon dengan nilai asymp sig sebesar 0.022 atau kurang dari α=0.05. Peningkatan pengetahuan peserta program uji coba disebabkan karena siswa berkesempatan untuk belajar secara langsung melalui pengalaman yang dilakukan selama program ecoedutourism sehingga siswa mendapatkan informasi yang menambah pengetahuan siswa serta mudah untuk diingat dan pahami Sedangkan preferensi peserta uji coba terhadap segmen program diketahui bahwa peserta yang menyukai segmen jelajah mangrove sebanyak 45%, telusur sungai 35%, sahabat pantai 20%. Nilai preferensi tersebut diduga dipengaruhi oleh daya tarik atraksi wisata, aksesibilitas dan fasilitas yang tersedia.