The Competitiveness of Indonesian Coffee on the World Market

Main Author: Purnamasari, Meidiana
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2013
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/156018/
Daftar Isi:
  • Kopi adalah komoditas kedua yang paling banyak di perdagangkan di unia. Terbukanya pasar bebas membuat kompetisi kopi di pasar dunia semakin besar. Selain itu harga kopi yang sangat fluktuatif dan tergantung pada permintaan dan penawan yang ada membuat kopi dari berbagai Negara pengekspor saling bersubtitusi. Contohnya saja di pasar eropa, Vietnam berhasil menggeser posisi Indonesia dengan meningkatkan 0.9 point market sharenya dari 18,8% pada tahun 2009 menjadi 19,75 tahun 2010. Sedangkan Indonesia turun dari 6.6% di tahun 2009 menjadi 5.8% ditahun 2010 (European Coffee report, 2010/11). Indonesia dalah salah satu Negara berkembang yang merupakan pengekspor utama kopi dunia. Area penanaman kopi Indonesia tersebar di beberapa pulau, seperti, Sumatra, Jawa, Bali, Flores dan papua. Di tahun 2011, eksporter utama kopi adalah Brazil, Colombia, Vietnam dan Indonesia. Indonesia merupakan eksporter ketiga terbesar pada tahun 1984-1996, namun sejak 1997 Vietnam berhasil menggeser posisi Indonesia (Kustiari, 2007). Sebenarnya di tahun 2010, luas area kopi Indonesia sebesar 1.268.480 ha, lebih besar dari pada Vietnam yang hanya berkisar 514.400 ha, namun Vietnam dapat memproduksi 785.087 ton lebih banyak dari pada Indonesia (FAO, 2012). Sekitar 63% dari kopi Indonesia di ekspor, hal ini membuat kestabilan perekonomian kopi Indonesia sangat tergantung pada kondisi pasar dunia. Terlebih lagi, sekarang ini banyak Negara yang membuat berbagai pe rjanjian international tentang perdagangan bebas,system quota ataupun pasar tunggal dan produksi utama. Selain itu, krisis moneter yang pernah terjadi pada tahun 1997 dan 2008, juga memiliki dampak terhadap perekonomian kopi dunia. Kondisi ini membuat Indonesia harus dapat meningkatkan kinerja ekspornya untuk berkompetisi dengan Negara lain di pasar nternasional. ujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mengevaluasi daya saing ekspor dari kopi Indonesia di pasar dunia, (2) untuk menganalisis competitiveness kopi indonesia pada saat terjadinya krisis moneter di pasar dunia. Data dalam penelitian ini diperoleh dari beberapa sumber, diantaranya United Nations COMTRADE, International Trade Center (ITC), Food Agriculture Association (FAO), asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI). Metode yang digunakan Revealed Comparative Advantage (RCA), Comparative Export Performance (CEP) dan Constant Market Share Analysis (CMSA). Hasil penelitian menunjukkan (1) Berdasarkan hasil perhitungan Revealed Comparative Advantage menggambarkan bahwa Indonesia menempati posisi ke empat dibawah Colombia, Brazil dan Vietnam. (2) Comparative Export Performance menggambarkan bahwa setelah tahun 1990 Indonesia tidak lagi memiliki keunggulan comparative dalam hal nilai dari industry kopi. Dari hasil study literature, kedua hasil tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal salah satunya dikarenakan rendahnya kualitas kspor kopi Indonesia yang 90% berupa green-coffee. Selain itu menurut Siregar,2009 sebagian besar petani kopi Indonesia merupakan petani kecil dengan skill terbatas, yang membuat kebanyakan petani kopi Indonesia memanen kopisaat masih hijau, dan tidak mencapai kadar air yang dianjurkan %), sehingga banyakopi yang berjamur serta penggunaan alat pengupas yang tidak bagus membuat banyak kopi yang pecah. Hal ini tentu akan menurunkan nilai yang diterima Indonesia. Oleh karena itu walau pun dari segi produksi Indonesia merupakan salah satu produsen utama, namun dari sisi nilai ekspor masih tergolong rendah. (3) Sedangkan berdasarkan perhitungan constant market share didapatkan bahwa berdasarkan perhitungan tiap tahunya, diperoleh bahwa Indonesia tidak terlalu memiliki pola yang fluktuatif pada perubahan ekspor dan efek komposisi komoditasnya seperti Brazil. Effek pertumbuhan Indonesiapun relative berjalan selaras dengan ketiga Negara lainnya. Namun terjadi penurunan yang sangat tajam pada tahun 2007-2008 saat terjadi krisis moneter global. Pasa analisis yang menggunakan beberapa sub period yang ditentukan berdasarkan terjadinya kondisi perekonomian di Indonesia yaitu tahun 1991-1996; 1997-1998; 1999- 2007; 2008-2009; dan 2010-2011, kinerja kopi Indonesia memang mengalami penurunan pada saat krisis moneter pada tahun 1997/98 dan 2008/09. Sedangkan dari sub period lainnya, efek daya saing memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekspor Indonesia tiap periodenya. Selain itu efek pemilihan komposisi komoditas atau jenis kopi yang di ekspor perlu diperhatikan kembali dan tidak hanya terpusat pada green coffee sebagai raw material saja. Saran dari hasil penelitian ini adalah (1) dengan mengetahui hasil analisi competitifness kopi Indonesia, sebaiknya Indonesia meningkatkan kualitas dan nilai tambah kopi agar dapat memperoleh nilai ekspor yang lebih tinggi. (2) untuk penelitian selanjutnya sebaiknya dilakukan analisis CSMA yang dibedakan lebih rijit menurut j