Manajemen Arus Jalan di Kota Malang (Studi Pada Dinas Perhubungan Kota Malang)
Main Author: | Adhitama, MuhammadOkto |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/156002/ |
Daftar Isi:
- Latar belakang penelitian ini adalah adanya klaim oleh Pemerintah Kota Malang bahwa pertumbuhan ekonomi di Kota Malang mencapai angka 6,7% pada 2012 yang membuat Kota Malang dianggap semakin maju terutama pembangunan infrastrukturnya Hal itu ditandai dengan semakin menjamurnya rumah toko (ruko) sebagai tempat usaha, perumahan baik skala menengah ke bawah maupun menengah ke atas, bahkan apartemen. Tak hanya itu, pertumbuhan ekonomi yang tinggi berbanding lurus dengan jumlah mahasiswa yang masuk ke Kota Malang, bahkan pada tahun 2012 mencapai angka 320.000 mahasiswa sehingga semakin menambah padatnya kota ini. Selain itu jumlah kendaraan di Kota Malang yang saat ini mencapai angka 453.629 kendaraan dengan rincian sepeda motor 363.998, sedan 14.360, truk/pick up 17.130, bus/minibus 50.625,untuk jenis jeep dan sejenisnya. Angka ini akan terus bertambah mengikuti pertumbuhan ekonomi yang ada, padahal dalam rentang waktu lima tahun yakni 2007-2012, pertumbuhan jalan di Kota Malang hanya meningkat 1,3 persen, sehingga berakibat pada kemacetan di ruas jalan Kota Malang. Manajemen Arus Jalan di Kota Malang (Studi Pada Dinas Perhubungan Kota Malang) tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis manajemen arus jalan di Kota Malang serta untuk mendeskripsikan dan menganalisis faktor-faktor pendukung dan penghambat manajemen arus jalan di Kota Malang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan datanya melalui wawancara, dokumentasi, dan observasi serta menggunakan analisa data trianggulasi. Hasil temuan di lapangan menunjukkan bahwa Pemerintah Kota Malang membagi Kota ke dalam 6 BWK (Bagian Wilayah Kota), yakni; 1.BWK Malang Tengah, 2.BWK Malang Utara, 3.BWK Malang Timur Laut, 4.BWK Malang Timur, 5. BWK Malang Tenggara, 6. BWK Malang Barat. Hal ini dilakukan guna memecah konsentrasi wilayah Kota menjadi 6 bagian, selain itu Pemerintah Kota Malang juga menerapkan pola pergerakan yang terpusat pada satu titik yakni alun-alun Kota sebagai pusat aktivitas dari pemerintahan Kota Malang. Selain itu Pemerintah Kota Malang juga merencanakan manajemen arus jalan baik untuk jangka pendek, menengah, maupun panjang. manajemen arus jalan yang dilakukan Pemerintah Kota Malang saat ini belum bisa dikatakan berhasil karena tujuannya untuk mengurai kepadatan arus jalan belum berjalan dengan maksimal, hal ini terindikasi dari banyaknya titik kemacetan yang ada. Untuk faktor pendukung manajemen arus jalan yang ada di Kota Malang baik yang berasal dari internal pemerintah yakni koordinasi yang baik antara Polresta Malang dengan Dishub Kota Malang, kerjasama antara badan pembangunan daerah Kota Malang dengan Kabupaten Malang, dan Kesigapan Dinas Perhubungan Kota Malang. Dan untuk faktor eksternalnya ialah Sumbangsih saran dari pakar transportasi serta Kebijakan pintu keluar yang terintegrasi dari setiap perumahan. Sedangkan faktor penghambat manajemen arus jalan dari faktor internal ialah longgarnya kebijakan kepemilikan kendaraan pribadi oleh Pemerintah Pusat, kewenangan terbatas Pemerintah Kota Malang, rendahnya kreativitas rekayasa struktur Kota yang sudah terbentuk, serta friksi antar dinas di Kota Malang dengan dinas perhubungan kota Malang. Sedangkan yang berasal dari eksternal pemerintah ialah kesadaran masyarakat yang rendah, pembangunan yang massif oleh developer, Perilaku supir angkutan umum, Banyaknya kendaraan luar Kota Malang yang masuk ke Kota Malang, Bercampur baurnya segala jenis kendaraan dalam satu kesatuan jalan, Pertumbuhan jalan yang lambat, Parkir di pinggir jalan, dan pedagang kaki lima.