Skenario Kebijakan Swasembada Beras di Indonesia
Main Author: | Kumalasari, DwiApriyanti |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2013
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/155971/ |
Daftar Isi:
- Indonesia merupakan negara agregaris penghasil komoditas pangan beras khususnya. Seiring dengan adanya pertumbuhan penduduk, maka permintaan pangan akan semakin meningkat. Peningkatan ini akan diikuti dengan peningkatan produksi beras dalam negeri. Namun yang terjadi pada beberapa tahun ini perberasan Indonesia hanya mengalami swasembada beras pada tahun 1969 hingga 1984. Setelah tahun tersebut Indonesia belum lagi bisa mencukupi kebutuhan beras dalam negeri, yang mana memaksa melakukan impor beras dalam jumlah cukup besar. Besar impor semakin lama semakin tinggi seiring dengan kurang mampunya negara dalam mencukupi kebutuhan pangan dalam domestik sendiri. Penelitian ini akan membahas mengenai kondisi perberasan Indonesia beserta mencari permodelan yang tepat dalam mencari kebijakan yang paling tepat untuk diterapkan dalam mencapai swasembada beras, yang mana menggunakan model ekonometrika sistem persamaan simultan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan dokumentasi beberapa data skunder secara time series dari berbagai instansi yang terkait dengan penelitian ini. Data penelitian diinput mulai tahun 1980 hingga 2011. Skenario kebijakan swasembada beras bisa dilakukan dengan peningkatan dan penurunan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi beras di Indonesia, yang mana faktor-faktor tersebut ditentukan sesuai kebijakan penulis dan berdasarkan teori yang ada. Melalui penelitian ini dapat diketahui kebijakan mana yang paling mempengaruhi, dan seberapa besar kebijakan itu berpengaruh pada skenario swasembada beras di Indonesia. Simulasi yang dilakukan adalah simulasi historis untuk tahun 1980-2011, sedangkan simulasi peramalan tidak dilakukan. Hasil penelitian didapatkan terdapat 3 blok dalam estimasi model perberasan Indonesia, yakni produksi, konsumsi, dan impor. Menurut hasil identifikasi model tergolong over identified. Hasil estimasi model diketahui seluruh model signifikan dan memiliki nilai yang baik melalui koefisien determinasi R 2 , uji f, dan uji t. Berdasarkan hasil validasi menunjukkan nilai yang baik, yakni kecilnya selisih nilai prediksi dan aktualnya. Hasil simulasi didapatkan untuk mencapai swasembada beras, maka alternatif yang bisa dilakukan adalah harga pupuk perlu diturunkan 15%, atau luas lahan perlu ditingkatkan 5% atau pemberian kredit ditingkatkan sebesar 5%.