Analisis Volatilitas, Transmisi Harga dan Volatilitas Spillover Bawang Merah (Allium ascolanium L) di Jawa Timur
Main Author: | Pertiwi, Vi`inAyu |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2013
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/155964/ |
Daftar Isi:
- Paskomnas (2012) menjelaskan bahwa bawang merah merupakan salah satu produk hortikultura yang memiliki andil cukup besar terhadap inflasi dalam perekonomian Indonesia karena tingginya fluktuasi harga bawang merah. Harga bawang merah berfluktuasi dan unpredictable karena produksinya yang tergantung pada kondisi alam alam, impor bawang merah, dan lain sebagainya. Gilbert dan Morgan (2011) menjelaskan bahwa harga pertanian berubah – ubah karena produksi dan konsumsi yang tidak tetap. Fluktuasi produksi menyebabkan pasokan bawang merah di pasaran berfluktuasi sehingga harga bawang merah mengalami kenaikan dan penurunan cukup tinggi. Produksi bawang merah nasional sebagian besar didukung oleh produksi dari daerah sentra seperti Jawa Timur sebagai sentra produksi bawang merah terbesar kedua di Indonesia (BPS, 2009). Bawang merah menjadi komoditas penting di Jawa Timur yang dibuktikan dengan terjadinya inflasi yang disebabkan oleh fluktuasi harga bawang merah di Jawa Timur. Selama tahun 2010, komoditas bawang merah mengalami inflasi sebesar 72,75 persen (BPS Jawa Timur, 2011). Jawa Timur menjadi sentra bawang merah kedua terbesar di Indonesia karena jumlah produksinya sebesar 198.388 ton atau 22,2 persen dari produksi nasional (Sinar Harapan, 2013). Produksi bawang merah di Jawa Timur cenderung mengalami fluktuasi. Fluktuasi harga bawang merah yang tinggi dan harga di masa yang akan datang tidak dapat diperkirakan dengan benar (unpredictable) maka dapat menyebabkan kerugian pada kesejahteraan konsumen dan produsen produk pertanian (Rezitis, 2003). Fluktuasi harga yang tinggi juga memberi peluang kepada pedagang untuk memanipulasi informasi harga di tingkat petani. Sehingga dilakukan penelitian tentang volatilitas, transmisi harga dan volatilitas spillover. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui volatilitas harga di tingkat produsen (petani) bawang merah di Jawa Timur (2) mengetahui volatilitas harga di tingkat konsumen bawang merah di Jawa Timur (3) mengetahui transmisi harga di tingkat konsumen dengan produsen (petani) bawang merah di Jawa Timur (4) mengetahui volatilitas spillover antara bawang merah di tingkat konsumen dengan di tingkat produsen (petani). Penelitian ini menggunakan data time series harga bulanan bawang merah Jawa Timur di tingkat produsen dan konsumen (Rp/kg) selama periode waktu 13 tahun yaitu 2000 – 2012. Analisis volatilitas harga bawang merah di tingkat produsen dan konsumen menggunakan metode dengan pendekatan model ARCH-GARCH. Sedangkan, analisis transmisi harga menggunakan metode dengan pendekatan model VAR. Pada analisis volatilitas spillover harga bawang merah di tingkat produsen dan konsumen menggunakan metode dengan pendekatan model GARCH-BEKK. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa (1) Harga bawang merah di tingkat produsen mempunyai volatilitas harga yang rendah dibuktikan dengan nilai penjumlahan antara ARCH (keragaman data) dengan GARCH (keragaman residual sebelumnya). Diketahui bahwa nilai probabilitas ARCH atau keragaman datanya sebesar 0,3738 sehingga nilai tersebut tidak signifikan pada tingkat kepercayaan 90 persen. Sedangkan pada probabilitas GARCH atau keragaman residual pada periode sebelumnya menunjukkan nilai sebesar 0,0000 sehingga nilai tersebut signifikan pada tingkat 99 persen. Dengan demikian nilai volatilitas tidak dipengaruhi oleh keragaman data sebelumnya dan hanya diperoleh dari nilai GARCH atau keragaman residual sebelumnya yaitu sebesar 0,773503 yang menunjukkan bahwa terjadi low volatility pada harga di tingkat produsen. Hal ini disebabkan harga yang diterima petani lebih rendah (price takers) dan kondisi saat harga meningkat tidak begitu banyak dirasakan oleh pihak petani selaku produsen bawang merah di Jawa Timur, (2) Harga bawang merah di tingkat konsumen mempunyai volatilitas yang rendah ditunjukkan dengan nilai dari penjumlahan ARCH (keragaman data) dengan GARCH (keragaman residual sebelumnya) yaitu 0,820784. Hal ini dibuktikan dengan nilai probabilitas ARCH atau keragaman datanya sebesar 0,0582 sehingga nilai tersebut signifikan pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sedangkan pada probabilitas GARCH atau keragaman residual pada periode sebelumnya menunjukkan nilai sebesar 0,0000 sehingga nilai tersebut signifikan pada tingkat 99 persen. Hal tersebut berarti bahwa harga bawang merah di tingkat konsumen Jawa Timur dipengaruhi oleh keragaman data dan keragaman residual sebelumnya dengan nilai volatilitas yang rendah atau terjadi low volatility. Namun volatilitas harga di tingkat konsumen lebih tinggi daripada volatilitas harga di tingkat produsen. Hal ini disebabkan oleh kondisi seperti shock pasar energi atau kenaikan harga bahan bakar minyak, impor bawang merah dan naik turunnya stok dan permintaan konsumen bawang merah cukup mempengaruhi volatilitas harga bawang merah di pasar konsumen, (3) Transmisi harga terjadi dari harga bawang merah di tingkat konsumen ditransmisikan ke harga di tingkat produsen bawang merah Jawa Timur. Begitu juga sebaliknya, harga bawang merah di tingkat produsen