Studi Penilaian Indikator Kinerja Das Konaweha Terhadap Perubahan Tata Guna Lahan Berdasarkan Kriteria Hidrologis
Main Author: | Andono, Riwin |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/155836/ |
Daftar Isi:
- Daerah aliran sungai merupakan ekosistem yang kompleks, kualitas serta kesehatannya sangat ditentukan oleh aktivitas tata guna lahan. Interaksi alam dari vegetasi, tanah, dan air (hujan) disertai dengan intervensi manusia melalui penggunaan teknologi akhirnya membentuk ciri berupa karakteristik DAS terhadap berbagai macam penggunaan lahan seperti pertanian, perkebunan, pemukiman, dan lain sebagainya. Setiap penggunaan lahan mempunyai respon yang berbeda-beda dalam memberikan tanggapan terhadap air hujan yang jatuh diatasnya. Permasalahan umum yang sering dijumpai dalam DAS adalah erosi dan degradasi lahan, kekeringan dan banjir, penurunan kualitas air sungai, dan pendangkalan sungai, danau atau waduk. Permasalahan ini seringkali terjadi karena adanya kegiatan alih fungsi lahan yang berlebihan yang dilakukan oleh manusia. Oleh karena itu pemilihan teknologi untuk manajemen DAS sangat bergantung pada intensitas permasalahan yang ada pada DAS yang bersangkutan. Karena tidak ada teknologi dan resep sistem manajemen DAS yang bisa diperlakukan umum untuk semua DAS, maka sebelum melakukan tindakan manajemen DAS terlebih dahulu harus dilakukan penilaian dari kondisi DAS untuk menentukan status dan kondisi masing-masing sumber daya DAS. Berdasarkan Kepmen Kehutanan No. 51/Kpts-II/2001 ada beberapa indikator yang dapat menunjukkan karakteristik DAS. Penilaian kinerja DAS berdasarkan indikator hidrologis merupakan cara yang paling cepat dan efektif untuk mendapatkan standar penilaian kondisi DAS Konaweha. Dalam penelitian ini, indikator penilaian yang digunakan antara lain Koefisien Regim Sungai (KRS), Koefisien Limpasan (C), serta Laju Sedimentasi (Sy) yang terjadi pada DAS Konaweha dengan menggunakan metode analisa spasial. Untuk mengetahui respon DAS terhadap perubahan tata guna lahan yang terjadi, penelitian ini menggunakan tiga macam tata guna lahan, yaitu Tata Guna Lahan Tahun 2000, Tata Guna Lahan Tahun 2010, serta Arahan Penggunaan Lahan RTRW Provinsi Sulawesi Tenggara. Tujuan dari penelitian ini adalah menunjukkan kinerja DAS Konaweha serta nilai perubahan respon DAS konaweha terhadap perubahan tata guna lahan yang terjadi. Dari hasil penilaian indikator debit menunjukkan skor yang relatif stabil terhadap Koefisien Regim Sungai (KRS). Penggunaan lahan tahun 2000 dan tahun 2010 menunjukkan adanya sedikit penurunan nilai KRS dari 99,83 ke 99,72, sedangkan dari arahan penggunaan lahan RTRW adanya sedikit peningkatan nilai KRS menjadi 101,55. Pada indikator limpasan menunjukan tren peningkatan nilai koefisien C dari 0,045 pada tahun 2000 menjadi 0,050 di tahun 2010, sedangkan pada arahan penggunaan lahan RTRW nilainya naik menjadi 0,11. Indikator penilaian laju sedimen mengalami fluktuatif nilai, dari 0,65 mm/thn pada tahun 2000 menjadi 1,05 pada tahun 2010 mm/thn, tetapi pada arahan penggunaan lahan RTRW mengalami penurunan senilai 0,59 mm/thn. Dari penjelasan diatas indikator yang berpengaruh dengan perubahan tata guna lahan di DAS Konaweha adalah laju sedimentasi dan koefisien limpasan. Dari hasil analisa dan standar penilaian yang ada, menunjukkan DAS Konaweha masih dalam Kategori Baik. Arahan Penggunaan Lahan DAS Konaweha yang diperoleh dari RTRW Provinsi Sulawesi Tenggara masih sangat relevan untuk dapat dijadikan acuan dalam pembangunan kawasan ruang dan wilayah di DAS Konaweha. Namun diperlukan adanya penanganan teknis berupa pembangunan bendungan di DAS Konaweha agar dapat meningkatkan kemampuan detensi dan retensi DAS Konaweha.