Perbandingan Sistem Bagi Hasil di Tiga Alat Tangkap dan Implikasinya Pada Kesejahteraan Nelayan (Studi Pada Pusat Pendaratan Ikan Pondok Dadap Desa Sendang Biru Kabupaten Malang)

Main Author: Qurrata, VikaAnnisa
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2013
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/155638/
Daftar Isi:
  • Kontrak yang berlaku di perikanan kebanyakan adalah kontrak dengan sistem bagi hasil. Sistem bagi hasil banyak dilakukan di sektor perikanan karena hasil tangkapan sangat tidak menentu dan adanya sikap spekulatif yang tinggi di kalangan nelayan. Penelitian ini ingin mengetahui tentang model bagi hasil pada tiga alat tangkap (payang, sleret, sekoci) di pantai Sendang Biru dan implikasi bentuk bagi hasil pada kesejahteraan nelayan tiga alat tangkap tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan unit analisa kontrak. Penelitian ini dilakukan di pantai Sendang Biru, Desa Tambakrejo, Kabupaten Malang. Pantai Sendang Biru. Hasil dari penelitian ini adalah perbandingan nisbah bagi hasil pada alat tangkap payang, sleret dan sekoci memberikan hasil paling tinggi bagi pandega sekoci. Hasil nisbah untuk juragan dan pandega sekoci adalah sebesar 40:60, untuk juragan dan pandega payang adalah sebesar 70:30, dan untuk juragan dan pandega sleret adalah sebesar 50:50. Dengan perbandingan nisbah bagi hasil tertinggi pada alat tangkap sekoci, maka hasil pendapatan tertinggi adalah pada nelayan pandega alat tangkap sekoci. Tertinggi kedua adalah pendapatan pada nelayan pandega alat tangkap sleret dan pendapatan paling rendah adalah pendapatan nelayan pandega pada alat tangkap payang. Akan tetapi, masyarakat nelayan di Sendang Biru merupakan masyarakat dengan kesejahteraan rendah. Hal ini dapat dibuktikan karena NTN masyarakat nelayan Sendang Biru kurang dari 100. NTN tertinggi terdapat pada nelayan sekoci, kedua pada nelayan sleret, dan terendah pada nelayan payang walaupun Sendang Biru merupakan penghasil ikan tuna terbanyak di Jawa Timur