Implementasi Program Pembangunan Desa Mandiri Anggaran untuk Rakyat Menuju Sejahtera (Anggur Merah) di Kabupaten Timor Tengah Utara (Studi di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Timor Tenga

Main Author: Tiza, AgustinusLonga
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/155575/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan, menganalisis, realitas pembangunan masyarakat desa dalam kerangka otonomi daerah di Kabupaten Timor Tengah Utara yang dipotret melalui kajian Implementasi Program Pembangunan Desa Mandiri “Anggur Merah” dengan penekanan pada model implementasi Direct and Indirect Impact on Implementation yang oleh Edward III (1980) terdapat empat aspek yang sangat menentukan keberhasilan implementasi suatu kebijakan yakni Komunikasi ( Communication), Sumberdaya ( Resources), Disposisi ( Disposition) dan Struktur Birokrasi ( Bureaucratic Structure). Fokus Penelitian adalah: 1) Implementasi Program Pembangunan Desa Mandiri “Anggur Merah”; 2) Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Program Pembangunan Desa Mandiri “Anggur Merah”. Data yang dihimpun akan dianalisis dengan menggunakan model analisis interaktif ( Interaktive Analysis Model) yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (1992). Hasil temuan penelitian adalah: 1) Koordinasi diatara pelaku program baik dari tingkat propinsi sampai tingkat desa belum maksimal. 2) Kesiapan masyarakat penerima program belum memahami secara baik manfaat dan kegunaan program sehingga terkesan mereka kurang partisipatif. 3) Belum meratanya alokasi bantuan dana sehingga menimbulkan kecemburuan dari masyarakat desa. 4) Pemantauan serta pendampingan yang belum maksimal sehingga penggunaan dana belum direncanakan secara baik dengan berpatok pada kebutuhan dasar masyarakat desa. 5) Kesiapan tenaga pendamping “Anggur Merah” yang tersebar di semua desa sasaran dalam hal sumberdaya manusianya dan konsolidasi yang tercipta di desa belum memadai. 6) Adanya Kelompok Masyarakat bermasalah (tunggakan angsuran) yang penanganannya lamban. 7) Akses untuk memperoleh informasi bagi masyarakat belum optimal. 8) Pertemuan yang tidak rutin dengan kelompok masyarakat, masyarakat, lembaga formal maupun perangkat desa. 9) Pepengawasan terhadap pelaksanaan program “Anggur Merah” oleh masyarakat desa sebagai perwujudan mekanisme pengendalian sosial belum dilakukan secara maksimal. Hasil akhir penelitian menunjukkan bahwa: 1) Program Pembangunan Desa Mandiri “Anggur Merah” yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi NTT dilaksanakan disetiap kabupaten, termasuk Kabupaten TTU bersifat linier atau top down. 2) Implementasi program pembangunan desa mandiri “Anggur Merah” di Kabupaten Timor Tengah Utara yang meliputi aspek Komunikasi ( Communication), Sumberdaya ( Resources), Disposisi ( Disposition) dan Struktur Birokrasi ( Bureaucratic Structure) belum optimal. 3) Program “Anggur Merah” secara umum belum mampu untuk memberdayakan kelompok masyarakat miskin di pedesaan. Beberapa saran yang dapat diberikan adalah: 1) Sebaiknya model implementasi dari Edward III (1980) tidak digunakan secara kaku dalam memotret fenomena implementasi kebijakan di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. 2) Sebaiknya aktor-aktor kebijakan yang terlibat dalam implementasi program “Anggur Merah” mesti konsisten dan memiliki komitmen memberikan dukungan politik, khusunya pemerintah desa yang senantiasa bersentuhan langsung dengan masyarakat dan memahami kebutuhan masyarakat serta didukung oleh intensitas pendapingan sehingga kebijakan bottom up dapat terwujud . 3) Perlu melakukan koordinasi lintas sektor untuk mewujudkan keberhasilan program. 4) Perlu secara terus menerus dilakukan penguatan kapasitas bagi para Pendamping Kelompok Masyarakat (PKM). 5) Perlu meningkatkan pengawasan dan pemantauan yang memadai terhadap pelaksanaan program.