Ruang Bersama Pada Permukiman Dusun Bongso Wetan Gresik
Main Author: | Ardianti, Intan |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/155494/ |
Daftar Isi:
- Ruang bersama merupakan ruang yang mewadahi interaksi inderawi, berbagi bersama, berkegiatan bersama maupun bergantian, dengan sifat interaksi yang berarti penting dan stabil untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan azas saling menghargai yang menunjukkan kebersamaan dan keguyuban. Permukiman Dusun Bongso Wetan Gresik yang berpenduduk awalnya berasal dari Madura, beragama Hindu dan Islam memiliki budaya kerukunan dan kebersamaan dalam berbagai aktivitasnya. Ruang bersama selain menunjukkan kebersamaan juga sejalan dengan respon terhadap berkembangnya permukiman masyarakat sehingga perlu diketahui pola pemanfaatan ruang bersama baik menurut interaksi sosial maupun aktivitas budaya dan keagamaan masyarakat. Metode yang digunakan dalam studi ini adalah metode kualitatif sebagai prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pengamatan utama, yaitu pada interaksi sosial serta aktivitas budaya dan keagamaan masyarakat yang ada di lingkungan Dusun Bongso Wetan. Dalam setiap interaksi sosial menunjukkan adanya aktivitas bersama sedangkan pada aktivitas budaya dan keagamaan terdapat kegotongroyongan masyarakat dalam beraktivitas. Pengamatan pada tempat digunakan untuk pengamatan pada aktivitas rutin yang menggunakan tempat tertentu. Pengamatan terhadap pelaku dilakukan pada aktivitas atau kegiatan yang membutuhkan beberapa tempat dan ada pergerakan. Setiap hasil pengamatan dan identifikasi aktivitas dianalisis aktivitasnya bagaimana, pelaku, ruang sebagai wadah (elemen fix, semi fix dan non fix) dan waktu pelaksanaan aktivitas. Analisis terhadap aktivitas, pelaku, ruang fisik dan waktu dapat menunjukkan bagaimana pola pemanfaatan ruang bersama pada permukiman dusun Bongso Wetan. Pola pemanfaatan ruang bersama berdasarkan interaksi sosial masyarakat berupa ruang terbuka yang tersebar pada kawasan permukiman mengikuti pola hunian dan jalan yaitu pada teras rumah (skala mikro); halaman rumah (skala meso); dan toko, warung, tempat ibadah, lahan pertanian dan jalan kampung (skala makro). Penggunaan ruangnya terdapat saling superimposed dengan ruang yang paling banyak aktivitas yang ditampung adalah pertigaan jalan, pinggir jalan, amben di pinggir jalan dan halaman rumah karena memiliki aksesibilitas, keleluasaan dan fleksibilitas. Pola pemanfaatan ruang bersama berdasarkan aktivitas budaya dan keagamaan sesuai dengan jenis aktivitasnya yaitu pada ruang dalam dan teras rumah (skala mikro); halaman rumah (skala meso); dan di jalan kampung termasuk pertigaan, bangunan fasilitas umum yang ada di kampung (balai dusun, punden, makam, masjid, pura dan mushola). Ruang yang paling banyak menampung jenis aktivitas yaitu pada pertigaan, jalan kampung dan tempat ibadah (pura dan masjid). Jalan kampung banyak digunakan karena memiliki aksesibilitas, keleluasaan dan fleksibilitas. Ruang masjid dan pura walaupun merupakan tempat ibadah yang memiliki aksesibilitas terbatas sering digunakan untuk aktivitas budaya dan keagamaan. Jalan yang paling sering digunakan pada bagian barat daya permukiman khususnya di sekitar pertigaan karena terdapat integrasi beberapa area dengan elemen ruangnya sehingga dapat digunakan baik untuk interaksi sosial maupun aktivitas budaya dan keagamaan. Integrasi berbagai ruang seperti warung, pos jaga, amben, pada pertigaan jalan dan kedekatan dengan fasilitas umum menjadikan ruang bersama banyak digunakan.