Daftar Isi:
  • Candida albicans adalah mikroorganisme opportunistik yang dapat menyebabkan mucocutaneous dan systemic candidiasis. Infeksi oleh Candida sebanyak 72% dari infeksi jamur nosokomial dan 25% hingga 50% candidemia nosokomial di critical care units. Dengan rasio mortalitas sebesar 30-40%. Terapi Candida albicans saat ini adalah menggunakan fluconazole sebagai terapi awal. Bawang merah mengandung ascalin, diallyl sulfide, allicin, polyphenol yang berperan sebagai anti jamur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas perasan bawang merah dan fluconazole sebagai antifungi terhadap Candida albicans secara in vitro. Penelitian ini menggunakan metode dilusi tabung mengamati nilai KHM dan KBM. Hasilnya diketahui bahwa perasan bawang merah mempunyai KHM sebesar 48% dan KBM sebesar 75%. Fluconazole memiliki KHM sebesar 60μg/ml sedangkan KBM tidak teramati karena melalui uji pendahuluan diketahui Candida albicans mengalami resisten terhadap Fluconazole. Dari hasil Uji korelasi menunjukkan semakin meningkatnya konsentrasi perasan bawang merah, maka jumlah koloni Candida albicans semakin menurun, dengan kekuatan hubungan sangat kuat (R=-0,988, p=0.000). Kesimpulan pada penelitian ini adalah perasan bawang merah secara in vitro mempunyai potensi sebagai antifungal terhadap Candida albicans dan Candida albicans mengalami resistensi terhadap Fluconazole.