Perubahan Struktur Tunas Apikal Pada Biji Porang (Amorphophallus Muelleri Blume) Selama Perkecambahan
Main Author: | Parinduri, SitiFatimah |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/155274/ |
Daftar Isi:
- Amorphophallus muelleri Blume salah satu anggota famili Araceae yang banyak terdapat di Indonesia. Amorphophallus muelleri memiliki siklus hidup mulai dari munculnya tunas, pertumbuhan vegetatif, dan rebah. Perkembangbiakan porang dapat dilakukan menggunakan umbi, bulbil, maupun biji. Perkembangbiakan menggunakan biji dapat menghasilkan kecambah lebih banyak, karena dalam satu tongkol rata-rata menghasilkan 300 buah dan tiap buah berisi 1-4 biji. Selama proses perkecambahan banyak terjadi perubahan di dalam biji. Oleh karena itu menarik untuk diamati perubahan yang terjadi dititik tumbuh biji yaitu daerah meristem apikal tunas serta laju pertumbuhan tunas apikal. Biji porang yang dipilih adalah biji yang sehat dan berukuran relatif sama. Biji dikecambahkan di atas kertas merang lembab. Tiap unit penelitian terdiri dari 5 biji. Ulangan penelitian 3. Data yang diperoleh dianalis dengan Anova dilanjutkan dengan uji jarak ganda Duncan (α = 0,05) atau uji t test yang tidak berpasangan. Pengamatan dilakukan tiap minggu hingga minggu ke-3. Minggu ke-0 sebagai kontrol. Sejak minggu ke-1, perkecambahan sudah 100%. Pada minggu ke-2 mulai muncul akar dan minggu ke-3 beberapa tunas mulai berubah warna dari putih atau krem menjadi hijau muda. Hasil Anova menunjukkan bahwa lama perkecambahan berpengaruh terhadap tinggi dan lebar SAM, pengukuran minggu ke-3 menghasilkan tinggi dan lebar SAM tertinggi dan terlebar. Hasil analisis kecepatan relatif pertumbuhan (RGR) tinggi atau lebar tunas apikal pada minggu ke-2 dan ke-3 tidak menunjukkan ada perbedaan. RGR panjang SAM pada minggu ke-2 cenderung lebih tinggi dibandingkan minggu ke-3. Sebaliknya RGR lebar SAM pada minggu ke-2 lebih rendah dibandingkan pada minggu ke 3.