Uji Daya Tumbuh Dan Struktur Anatomi Tunas Porang (Amorphophallus Muelleri Blume) Dari Berbagai Variasi Potongan Biji

Main Author: Turhadi
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/154117/
Daftar Isi:
  • Budidaya porang dapat dilakukan dengan metode perkecambahan poliembrioni yaitu pada satu biji dilakukan pembelahan untuk memisahkan bagian embrio yang ada di dalamnya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan jumlah tunas, persentase tumbuh bagian biji bertunas, biji yang bertunas secara monoembrio dan poliembrio, serta bagian biji yang non-viable dari berbagai variasi potongan biji porang. Selain itu, untuk mengetahui perbedaan anatomi tunas (tinggi dan diameter kubah Shoot Apical Meristem (SAM) serta jumlah plumula) yang dihasilkan dari berbagai variasi potongan biji dan korelasi antara tinggi dengan diameter kubah SAM pada porang. Biji dengan berat 0,17±0,017 gram dipotong dengan berbagai variasi potongan yaitu biji dipotong tiga (P1) dan dua (P2) membujur, dipotong tiga (P3) dan dua (P4) melintang, dan biji utuh (P5), kemudian dikecambahkan selama tujuh minggu. Biji bertunas difiksasi dalam larutan alkohol 70 %, selanjutnya dibuat preparat dan diamati dengan mikroskop. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dan tiap perlakuan diulang sebanyak empat kali. Analisis data menggunakan ANOVA dan dilanjutkan uji Tukey (α = 0,05) menggunakan program SPSS 16.0. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa jumlah tunas paling banyak terdapat pada perlakuan biji yang dibelah tiga melintang. Tunas yang muncul semuanya berasal dari bagian proksimal biji. Persentase tumbuh bagian biji bertunas paling tinggi terdapat pada perlakuan biji utuh (70,00±21,60 %). Biji porang yang bertunas secara poliembrio paling tinggi terdapat pada perlakuan biji porang utuh (35,00±10,00 %). Perlakuan pembelahan biji secara statistik tidak berpengaruh nyata dalam menghasilkan bibit porang poliembrio. Diameter kubah SAM pada tunas porang di semua perlakuan lebih besar dibandingkan tingginya. Jumlah plumula yang dihasilkan berkisar 2-5 helai. Diameter SAM berkorelasi positif dengan tingginya, dengan koefisien korelasi sebesar 0,623 dan korelasi antar keduanya kuat.