Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan terhadap Kestabilan Aktivitas Enzim Xilanase dari Trichoderma viride yang diamobilisasi Menggunakan Matriks Pasir Laut

Main Author: Ardian, Adyatama
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/153932/1/Skripsi_Adyatama_Ardian_105090200111015.pdf
http://repository.ub.ac.id/153932/
Daftar Isi:
  • Xilanase merupakan jenis enzim hidrolisis spesifik yang penggunaannya sangat luas dalam berbagai industri terutama dalam biokonversi bahan hemiselulosa. Dalam skala industri, xilanase diproduksi dalam jumlah yang besar (scale up) sehingga enzim harus disimpan dalam waktu dan kondisi tertentu untuk menjaga kestabilannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu dan lama penyimpanan terhadap kestabilan enzim xilanase yang diamobilisasi menggunakan matriks pasir laut. Enzim xilanase diisolasi dari Trichoderma viride yang dimurnikan menggunakan amonium sulfat dengan kejenuhan 40-80% dan dialisis. Pada penelitian ini dilakukan variasi suhu (30, 40, 50, 60, 70) °C dan variasi lama penyimpanan (0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7) hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa xilanase amobil paling stabil pada suhu 60 °C dan penyimpanan 6 hari dengan aktivitas enzim sisa sebesar 50,74%. Semakin lama waktu penyimpanan maka aktivitas xilanase amobil semakin menurun. Xilanase amobil yang disimpan pada suhu 30, 40, 50 dan 70 °C stabil sampai 4 hari dengan aktivitas enzim sisa berturut-turut 54,88; 59,17; 61,98 dan 52,21%. Enzim xilanase amobil dapat digunakan hingga lima kali pemakaian ulang dengan efisiensi sebesar 50,28%.