Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan Terhadap Kestabilan Aktivitas Enzim Xilanase Hasil Isolasi dari Trichoderma viride yang diamobilisasi Menggunakan Kitosan-Natrium Tripolifosfat
Main Author: | Isya, ImarohMufidah |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/153918/1/IMAROH_MUFIDAH_ISYA.pdf http://repository.ub.ac.id/153918/ |
Daftar Isi:
- Xilanase merupakan kelompok enzim ekstraseluler yang memiliki kemampuan menghidrolisis xilan menjadi xilosa. Jenis mikroorganisme yang sudah umum menghasilkan xilanase ialah dari golongan kapang dan bakteri. Trichoderma viride merupakan salah satu jenis kapang yang dapat menghasilkan enzim xilanase. Kestabilan enzim dipengaruhi kondisi lingkungan. Enzim dikatakan stabil bila aktivitas enzim sisa lebih dari 50% dari aktivitas enzim awal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu dan lama penyimpanan terhadap kestabilan aktivitas enzim xilanase hasil isolasi dari Trichoderma viride yang diamobilisasi dalam kitosannatrium tripolifosfat. Xilanase diamobilisasi dengan metode penjebakan menggunakan matriks kitosan-natrium tripolifosfat dan disimpan pada variasi suhu (30, 40, 50, 60, 70) 0C dan variasi lama penyimpanan (0,1,2,3,4,5,6,7) hari. Aktivitas enzim dapat ditentukan melalui banyaknya gula pereduksi yang dihasilkan dari hidrolisis xilan oleh xilanase pada kondisi optimumnya. Gula pereduksi di analisis menggunakan reagen DNS secara spektrofotometri. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kestabilan tertinggi dari enzim xilanase berada pada suhu penyimpanan 500C. Enzim xilanase amobil, stabil hingga hari ke-7 dengan aktivitas sisa 50,81 5%. Semakin lama waktu penyimpanan maka aktivitas xilanase semakin menurun. Pada efisiensi xilanase amobil menggunakan matriks kitosan-natrium tripolifosfat dapat digunakan sebanyak lima kali pengulangan dengan aktivitas sebanyak 16,462 unit dan efisiensi sebesar 50,19%.