Eksplorasi Jenis-Jenis Amfibi di Kawasan OWA Cangar dan Air Terjun Watu Ondo, Gunung Welirang, TAHURA R.Soerjo

Main Author: Izza, Qothrun
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/153790/1/SKRIPSI.pdf
http://repository.ub.ac.id/153790/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis amfibi yang dapat ditemukan di kawasan OWA Cangar dan Air Terjun Watu Ondo, TAHURA R.Soerjo, mengetahui karakter habitatnya, serta mengetahui jenis yang berpotensi sebagai bioindikator. Pengambilan data mulai November 2013 hingga Maret 2014 menggunakan metode Visual Encounter Survey (VES), total usaha 13 jam dengan 3 pengamat. Lokasi pengambilan data pada ketinggian 1400-1700 mdpl. Faktor abiotik yang diukur meliputi pH air, suhu (udara & air), dan kelembapan udara. Data dianalisis secara deskriptif dan statistik dengan menghitung indeks diversitas Shannon-Wiener. Ditemukan lima jenis amfibi yang seluruhnya tergabung dalam ordo anura dari lima famili berbeda, yakni katak pohon emas (Philautus aurifasciatus Schlegel, 1837), katak serasah (Leptobrachium hasseltii Tschudi, 1838), bangkong kerdil (Limnonectes microdiscus Boettger, 1892), kongkang jeram (Huia masonii Boulenger, 1884), dan kodok buduk (Duttaphrynus melanostictus Schneider, 1799). Tidak ditemukan satupun spesies dari ordo Caudata maupun dari ordo Gymnophiona. P. aurifasciatus kerapkali ditemukan pada tumbuhan Psychotria sp., Dypsis lutescens, Ficus sp., dan tumbuhan dari famili Pandanaceae. L. microdiscus mempunyai habitat daerah hutan dari dataran rendah hingga dataran tinggi. Habitat H. masonii selalu terkait dengan sungai yang berarus deras, air harus jernih dan sungainya seringkali berbatu-batu. L. hasseltii dapat ditemukan di daerah tinggi di tengah-tengah serasah hutan. D. melanostictus mempunyai habitat selalu berada di dekat hunian manusia atau wilayah yang terganggu. Spesies yang berpotensi besar sebagai bioindikator adalah P. aurifasciatus, H. masonii sebagai indikator perairan jernih, dan D. melanostictus sebagai indikator wilayah terganggu.