Etnobotani Tumbuhan Obat Di Kampung Adat Urug, Desa Urug, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor
Main Author: | Izzuddin, MuhammadQais |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/153774/1/ISI.pdf http://repository.ub.ac.id/153774/2/SKRIPSI_MUHAMMAD_QAIS_IZZUDDIN_%28105090104111003%29.pdf http://repository.ub.ac.id/153774/3/COVER.pdf http://repository.ub.ac.id/153774/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis tumbuhan obat,cara penyiapan, peramuan dan penggunaan, tumbuhan obat yang memiliki peran dan manfaat penting, penyakit yang sering dialami dan rekomendasi tentang kesehatan dan lingkungan. Penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai April 2014. Metode yang digunakan yaitu metode survey, dibagi menjadi kegiatan wawancara (semi terstruktur) dan observasi. Penentuan responden dengan menggunakan teknik snowball sampling.Observasi dilaksanakan dengan mendokumentasikan tumbuhan obat rekomendasi responden. Analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kuantitatif dilakukan dengan memodifikasi rumus CSI untuk menentukan nilai penting suatu tumbuhan. Tumbuhan berkhasiat obat yang direkomendasikan sebanyak 53 jenis tumbuhan termasuk dalam 27 suku dan 6 macam ramuan yang biasa diramu oleh Paraji. Tumbuhan obat yang paling sering disebutkan yaitu Kapoldan Bambu Bitung.Ciri khas penyiapan tumbuhan obat yaitu dituak (diminum), dipeureuh (penggunaan luar), ditiup dengan tangkai atau rimpang (penggunaan luar), dibuat spa tradisional (penggunaan luar), digoreng bersama nasi dan kulit bambu, direbus daunnya, dibuat sambal, diambil air rimpangnya, dan dipepes. Cara peramuan diantaranya dipeureuh dan direbus. Tumbuhan obat penting berdasarkan nilai CSI di Kampung Adat Urug yaitu Padi Beras (36), Panglay (36), Bambu Bitung (9,6), Padi Ketan (4,8), dan Aren (0,8). Lima penyakit teratas yang sering dialami di Kampung Adat Urug yaitu penyakit batuk, diare, pusing,sakit perut dan gatal. Rekomendasi yang diberikan pengembangan nilai tumbuhan obat melalui benda cagar dan wisata budaya, informasi seimbang, langkah preventif dan kontrol terhadap batuk, peningkatan kesadaran pola hidup sehat dan area