Daftar Isi:
  • Tidak tersedia fasilitas untuk mewadahi kegiatan budaya Islam sehingga pengenalan dan pengembangan budaya Islam pada generasi penerus dan seniman lokal kurang optimal. Hal tersebut mengakibatkan kebudayaan Islam punah dan membawa dampak pada hilangnya identitas suatu daerah. Untuk itu perlu dilakukan upaya pelestarian budaya dengan menyediakan fasilitas budaya yang dapat digunakan sebagai sarana pengenalan dan pengembangan kebudayaan Islam. Fasilitas tersebut dapat digunakan sebagai penanda ciri khas suatu daerah. Sekaligus fasilitas tersebut dapat menguatkan identitas dan citra Islami suatu kawasan. Penelitian ini bertujuan untuk merancang Pusat Pelestarian Kebudayaan Islam yang nantinya akan digunakan sebagai pusat informasi dan pengembangan kebudayaan Islam. Teradapat 2 metode yang digunakan, metode deskriptif-analitik yang difokuskan untuk pemecahan masalah. Sedangkan untuk perancangan pusat pelestarian kebudayaan Islam menggunakan metode metafora tangible pola gerak tari. Selain itu ditunjang dengan analisis yang secara garis besar terbagi menjadi 2 yaitu analisa formal dan analisa non formal. Analisa formal meliputi analisis fungsi, pelaku dan aktivitas, alur aktivitas pelaku, analisis ruang. Analisis non formal meliputi analisis jurus, tahapan, makna, dan anatomi keseluruhan tahapan tari serta penafsiran-penafsiran tahapan dan jurus Hasil dari perencanaan dan perancangan menghasilkan desain pusat pelestarian kebudayaan yang memiliki susunan tata massa dan tata ruang melinggkar yang membentuk kesatuan massa, penyusunan ini didasarkan sesuai bentuk anantomi keseluruhan tahapan tari. Fasilitas utama yang terakomodasi meliputi galeri seni, gedung pertunjukan, ruang seminar dan studio. Penyediaan fasilitas utama tersebut di dasarkan pada tujuan dan fungsi pusat pelestarian kebudayaan Islam yaitu sebagai pusat informasi dan pengembangan budaya Islam. Sebagai penguat citra Islam pada bangunan, maka tampilan bangunan dan pengolahan lansekap pada tapak direkomendasikan menggunakan ornamen Islam kontemporer dan konsep pola lansekap Islam. Terdapat 2 pola lansekap Islam yang diterapkan yaitu concentric plan yang diterapkan pada void bangunakan dan difungsikan sebagai estetika serta penghijauan. Pola lansekap Islam yang kedua yaitu linear plan diterapkan pada bagian depan bangunan tata lansekap ini selain sebagai estetika, dan penghijauan, juga difungsikan sebagai vegetasi pengarah dalam tapak.