Struktur Komunitas Serangga Nokturnal pada Areal Pertanian Padi Organik di Musim Penghujan Kecamatan Lawang Kabupaten Malang

Main Author: Aditama, RudiCandra
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2013
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/153594/1/skripsi..pdf
http://repository.ub.ac.id/153594/2/UWAIS_AL_QARNI.pdf
http://repository.ub.ac.id/153594/
Daftar Isi:
  • Pertanian organik merupakan sistem pertanian berkelanjutan dengan menekankan pada kestabilan lingkungan. Indikator kestabilan pertanian organik tersebut dapat diketahui dari keragaman dan kelimpahan serangga salah satunya serangga nokturnal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui diversitas dan struktur komunitas serangga nokturnal pada areal pertanian padi organik di musim penghujan. Penelitian ini bersifat deskriptif eksploratif dengan pengambilan sampel sebanyak enam kali dengan mengunakan metode Light Trap (LT) pada enam titik serta dilakukan pengukuran faktor abiotik meliputi suhu, intensitas cahaya, kelembaban udara dan curah hujan. Data ditabulasi dalam Microsoft Excel. Struktur komunitas didapatkan dari indeks nilai penting (INP) dan indeks diversitas Shannon-Wienner. Serangga nokturnal di areal pertanian organik terdiri dari 10 ordo yang terbagi atas 42 famili dengan lima famili tertinggi berdasarkan indeks nilai penting (INP) yaitu Culicidae (23 %), Delphacidae (19 %), Pyralidae (13 %), Chrysomelidae (12 %), dan Formicidae (12 %). Diversitas serangga nokturnal yang diperoleh berdasarkan indeks Shannon-Wiener menunjukkan nilai (H=4,146). Komposisi peran ekologis serangga nokturnal yang ditemukan terdiri dari herbivora (122 %), predator (33 %), scavanger (23 %), dan parasitoid (22 %). Faktor abiotik memiliki nilai yang tidak berbeda jauh pada setiap lokasi pengambilan sampel dengan rata-rata suhu 22-24o C, intensitas cahaya 40 lux, kelembaban udara 88 %, dan curah hujan kumulatif 2663 mm/tahun.