Pengaruh pH dan Temperatur terhadap Kestabilan Aktivitas Xilanase dari Trichoderma viride

Main Author: Putri, SiciliaKusumaWardani
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2013
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/153447/1/SKRIPSI_SICILIA_KUSUMA_W.P_%280910920066.pdf
http://repository.ub.ac.id/153447/
Daftar Isi:
  • Trichoderma viride termasuk jenis kapang tanah, sehingga sangat mudah didapatkan diberbagai jenis tanah. T. viride merupakan genus yang paling sering digunakan dalam produksi xilanase selain Aspergilus niger. Dalam penelitian ini dilakukan eksploitasi terhadap enzim xilanase. Xilanase dapat menghidrolisis hemiselulosa dengan komponen utama berupa xilan. Penentuan aktivitas dimulai dengan larutan enzim murni yang ditambah xilan dengan konsentrasi 1% pada pH 5 dan suhu 60 oC ( kondisi optimum ). Penentuan aktivitas sisa ditentukan berdasarkan pengaruh pH dan temperatur terhadap kondisi optimumnya. Penentuan aktivitas sisa dimulai dengan larutan enzim murni yang ditambah xilan dengan konsentrasi 1% dan variasi pH 4, 5, 6 yang diinkubasi selama 9 jam serta variasi temperatur 50, 60, 70 oC yang diinkubasi selama 9 jam. Dari aktivitas sisa ini dapat ditentukan kestabilan enzim xilanase tersebut. Hasil aktivitas xilanase berupa xilosa yang merupakan gula pereduksi, yang dapat dimonitor dengan metode spektrofotometer sinar tampak ( X= 495 nm ). Hasil penelitian kadar gula pereduksi xilanase murni pada kondisi optimum sebesar 17,03 unit (100%). Aktivitas sisa setelah variasi pH dan temperatur adalah pH 4 = 15,23 (89,43%); pH 5 = 15,48 (90,90%); pH 6 = 15,29 (89,78%), sedangkan variasi temperatur 50 = 13,40 (78,68%); 60 = 15,53 (92,19%); 70 = 13,43 (78,86%). Hasil penelitian kadar gula pereduksi sampel dibandingkan dengan kontrol secara statistik menggunakan uji t pada (p> 0,5). Hasilnva menunjukan bahwa F hitung > F tabel adalah pada semua variasi, hal ini menunjukkan adanya beda nyata pada setiap perlakuan.