Pengaruh Jenis Pengemban Pada Kultur Aspergillus Niger Terhadap Kestabilan Aktivitas Xilanase
Main Author: | Hardiyanti,Nerista |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Lainnya |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2012
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/153317/1/051200327.PDF http://repository.ub.ac.id/153317/ |
Daftar Isi:
- Xilanase adalah enzim yang dapat berfungsi sebagai biokatalis untuk menghidrolisis substrat xilan (hemiselulosa) menjadi gula pereduksi yakni xilosa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan aktivitas xilanase dalam media pengembanklobot jagung, jerami padi, dan kulit kedelai, menentukan suhu dan waktu penyimpanan yang sesuai untuk menjaga kestabilan xilanase dalam variasi pengemban. Xilanase diproduksi dari kultur Aspergillus niger , masing-masing pengemban dicampurkan dalam inokulum kapang dengan perbandingan 25 g pengemban dan 25 mL inokulum, kemudian campuran tersebut dikeringkan dalam oven vakum. Campuran pengemban dan inokulum disimpan selama lima minggu pada suhu penyimpanan (0,4, dan 25)oC. Aktivitas xilanase ditentukan berdasarkan banyaknya μ g gula pereduksi yang terbentuk setiap satu ml enzim dengan waktu satu menit. Gula pereduksi diukur secara spektrofotometri UV-Vis menggunakan reagen asam dinitrosalisilat (DNS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas xlanase dalam pengemban tepung klobot jagung, tepung jerami padi, tepung kulit kedelai, dan kontrol (tanpa pengemban) berturut-turut sebesar 55,565 Unit, 43,719 Unit, 48,258 Unit,dan 36,832 Unit. Kestabilan aktivitas xilanase dalam pengemban tepung klobot jagung, tepung kulit kedelai, dan tepung jerami padi dapat bertahan hingga lima minggu pada suhu 0oC, 4oC,dan 25oCkarena dapat mempertahankan aktivitas sisanya sampai 50%.