Perubahan Struktur Komunitas Terumbu Karang Akibat Aktivitas Masyarakat Di Pesisir Pulau Giliketapang, Kabupaten Probolinggo
Main Author: | Puspitasari, Lutfiatul |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2013
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/153160/1/SKRIPSI_LUTFIATUL_P.pdf http://repository.ub.ac.id/153160/ |
Daftar Isi:
- Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perubahan komposisi, diversitas dan kelimpahan terumbu karang akibat aktivitas masyarakat di pesisir Pulau Giliketapang, Kabupaten Probolinggo. Penelitian menggunakan metode transek sabuk (belt transect) terdiri dari 18 transek yang terbagi atas tiga lokasi (dermaga, dekat hutan dan daerah transisi) setiap lokasi terbagi zona jauh dan dekat dari pantai, dengan ukuran petak 2x2 m2. Pengamatan terumbu karang dilakukan dengan melihat penutupan terumbu karang di setiap stasiun. Pengukuran faktor abiotik dilakukan dua kali ulangan. Hasil pengamatan terumbu karang ditemukan 11 Famili. Berdasarkan nilai Indeks Kesamaan Morisita (CH) terdapat perbedaan pada masing-masing lokasi,di zona dekat (jarak 50- 70 m) dan jauh (≥ 80 m) dari pantai tidak ditemukan kesamaan. Pada lokasi I terjadi kodominansi antara Porites lobata dan Chyphastrea microphthalma, lokasi II terjadi kodominansi antara Porites mayeri dan Acropora spp., sedangkan pada lokasi III didominansi oleh Famili Poritidae. Perubahan struktur komunitas terumbu karang juga terjadi pada setiap lokasi dengan jarak yang sama dari tepi pantai. Aktivitas yang menyebabkan kerusakan terumbu karang antara lain: pembuangan sampah, MCK, penambangan terumbu karang, serta aktivitas pelayaran. Nilai Indeks Keragaman Shannon-Wiener (H’) terumbu karang pada lokasi I sebesar 0-1,83, pada lokasi II antara 1,66-2,37, sedangkan pada lokasi III antara 0-0,83. Perbedaan nilai (H’) juga terjadi pada zona dekat dan jauh dari pantai. Berdasarkan penutupan terumbu karang lokasi I dan II penutupan terumbu karang dalam kondisi baik (53,06 % dan 65,36 %), sedangkan pada lokasi III dalam kondisi kurang baik (38,38 %). Nilai faktor abiotik di perairan Pulau Giliketapang relatif normal dan mampu mendukung pertumbuhan terumbu karang.