Pengaruh Sukrosa Dan Glukosa Terhadap Pertumbuhan Dan Akumulasi Betasianin Kalus Celosia Argentea
Main Author: | Rodliyah, Indy |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2011
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/152869/1/Indy_Rodliyah_%280710910029-91%29.pdf http://repository.ub.ac.id/152869/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh beberapa konsentrasi sukrosa dan glukosa terhadap pertumbuhan dan akumulasi betasianin kalus Celosia argentea pada fase logartimik. Kalus diinduksi dari eksplan kotiledon hasil perkecambahan in vitro pada medium MS dengan ZPT NAA 2 ppm dan BAP 2 ppm. Pengaruh beberapa konsentrasi sukrosa dan glukosa masing-masing 1%, 2%, 3%, 4%, 5%, 6% terhadap pertumbuhan (berat basah dan kering) dan akumulasi betasianin diamati pada kultur kalus selama fase log (6, 12, dan 18 hari). Kalus kering diperoleh dengan menggunakan freeze drying. Betasianin diperoleh dari hasil ekstrasi kalus kering dengan pelarut methanol 80% dan asam askorbat 55 mM kemudian kadarnya diukur dengan spektrofotometer pada λ 536 nm. Pertumbuhan kalus C. argentea berdasarkan berat basah dan berat kering pada fase logaritmik (6, 12 dan 18 hari) tidak dipengaruhi oleh jenis dan konsentrasi sumber karbon tetapi dipengaruhi oleh lama kultur. Pertumbuhan kalus yang optimum dihasilkan 1,744 g dan 1,475 g pada lama kultur 18 hari dibandingkan lama kultur 6 dan 12 hari baik pada perlakuan sukrosa maupun glukosa. Kandungan betasianin pada fase logaritmik (6, 12 dan 18 hari) hanya dipengaruhi oleh konsentrasi sumber karbon serta interaksi antara jenis sumber karbon dan lama kultur. Kandungan betasianin tertinggi (31,2 μg/g berat kering) dihasilkan bila ditambahkan sumber karbon 2%. Kandungan betasianin meningkat secara signifikan pada lama kultur 12 hari dan 18 hari masing-masing pada perlakuan sukrosa dan glukosa.