Studi Tanaman Obat Suku Tengger di Dusun Ngadas Kabupaten Malang di Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

Main Author: FeriRahman
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2008
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/152018/1/050800574.pdf
http://repository.ub.ac.id/152018/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan menginventarisasi tanaman obat Suku Tengger yang ditemukan di Dusun Ngadas, mengetahui persepsi dan apresiasi masyarakat Suku Tengger yang bermukim di Dusun Ngadas terhadap tanaman obat di sekitarnya dan cara melestarikan tanaman obat Suku Tengger. Data diperoleh melalui wawancara secara langsung terhadap responden di Dusun Ngadas dan observasi langsung terhadap morfologi dan pemanfaatan tanaman obat yang ditemukan. Data yang diperoleh ditabulasi dan dianalisis dengan mengunakan statistik sederhana. Analisis persepsi dan apresiasi didasarkan pada 3 kategori yaitu: umur, pendidikan dan pekerjaan. Kemudian dari data tersebut dihitung nilai persepsi dan apresiasi yang terbagi menjadi 3 bagian yaitu: baik, sedang dan buruk. Tanaman obat Suku Tengger yang berhasil diinventarisasi dari Dusun Ngadas terdapat 20 jenis antara lain: Purwoceng (Pimpinella pruatjan Molkenb.), Adas (Foeniculum vulgare Mill.), Ketumbar (Coriandrum sativum Linn.), Dringu (Acorus Calamus Linn.), Sri pandak (Plantago mayor Linn.), Tepung otot (Stellaria saxatilis Ham.), Ciplukan (Physalis minima Linn.),Sempretan, Kayu ampet dan lainlain. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa pernduduk Dusun Ngadas mempunyai persepsi yang baik terhadap tanaman obat karena pada masing-masing kategori mempunyai nilai persepsi baik diatas 50%. Namun, apresiasi penduduk Dusun Ngadas terhadap tanaman obat tergolong buruk karena pada masing-masing kategori mempunyai nilai baik dibawah 50% kecuali pada kategori usia di atas 60 tahun mempunyai nilai apresiasi baik sebanyak 85%. Dari hasil tersebut dapat diketahui telah terjadi erosi persepsi dan apresiasi mengenai tanaman obat di Dusun Ngadas. Oleh karena itu, diperlukan usaha dan kerjasama antara komponen-komponen masyarakat dan aparat desa untuk menangani masalah tersebut sesegera mungkin.