Pengaruh jumlah Urikase Amobil pada pembuatan biosensor asam urat
Main Author: | AchmadNizar |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2008
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/152016/1/050800483.pdf http://repository.ub.ac.id/152016/ |
Daftar Isi:
- Biosensor asam urat dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi asam urat secara potensiometri. Biosensor asam urat dibuat dengan melapisi permukaan elektroda gelas menggunakan urikase yang diamobilkan pada membran kitosan. Asam urat akan dioksidasi menjadi alantoin, CO 2, dan H2O2 oleh adanya urikase. Gas CO2 akan terlarut dalam air membentuk H3O + dan HCO3-. Perubahan konsentrasi H3O+ akan menghasilkan potensial sel. Konsentrasi H3O+ yang dihasilkan melalui reaksi oksidasi asam urat dipengaruhi oleh jumlah urikase amobil. Potensial sel yang dihasilkan pada setiap konsentrasi asam urat berhubungan dengan kinerja biosensor. Oleh karena itu diteliti tentang pengaruh jumlah urikase amobil terhadap kinerja biosensor asam urat. Kinerja biosensor ditunjukkan oleh kisaran konsentrasi, batas deteksi, faktor Nernst, dan waktu respon pada jumlah urikase amobil 17,2; 12,8; 8,7; 5,7; dan 2,0 mg. Kinerja biosensor dapat diketahui dengan mengukur besarnya potensial sel larutan asam urat pada konsentrasi 5, 10, 15, 20, dan 25 ppm. Dari hasil penelitian, diperoleh kinerja biosensor asam urat optimum pada jumlah urikase amobil 12,8 mg dengan bilangan Nernst 28,8 mV/dekade, kisaran konsentrasi asam urat yang dapat diukur adalah 10 ppm hingga 25 ppm, batas deteksi sebesar 10,09 ppm, dan waktu respon biosensor adalah 270 detik.