Pengaruh Asam Salisilat terhadap Kandungan Kuersetin pada Kalus Teh (Camellia sinensis L.O. Kuntze)

Main Author: FitrahKosasih
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2008
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/151972/1/050900104.pdf
http://repository.ub.ac.id/151972/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh asam salisilat dan lama kultur terhadap pertumbuhan, kandungan flavonoid dan kuersetin kalus teh. Penelitian disusun menggunakan rancangan acak lengkap faktorial dengan 2 faktor yaitu konsentrasi asam salisilat (0; 0,05; 0,10 dan 0,15 mM) dan lama kultur (4 dan 8 minggu). Inisiasi kalus dilakukan dengan mengkultur daun teh pada medium MS + kinetin 1 ppm + 2,4-D 1 ppm selama 6 minggu. Kalus disubkultur 3 kali pada medium yang sama. Elisitasi kalus dilakukan dengan mengkultur kalus pada medium inisiasi dengan penambahan beberapa konsentrasi asam salisilat selama 4 dan 8 minggu. Penimbangan berat basah kalus dilakukan setiap 2 minggu selama 8 minggu untuk mengetahui pertumbuhan kalus teh. Kalus hasil kultur selama 4 dan 8 minggu ditimbang berat basah, berat kering dan dianalisis kandungan flavonoid dan kuersetin. Analisis kandungan flavonoid dan kuersetin menggunakan spektrofotometer dan kromatografi lapis tipis. Data yang didapatkan dianalisis dengan uji ANOVA yang dilanjutkan dengan uji Duncan (= 0,05). Pertumbuhan kalus teh pada medium kontrol dan dengan penambahan asam salisilat 0,05 dan 0,15 mM selama 8 minggu masih menunjukkan fase eksponensial, sedangkan pada penambahan asam salisilat 0,10 mM telah memasuki fase stasioner. Penambahan asam salisilat pada medium tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kandungan flavonoid kalus teh. Kandungan flavonoid kalus teh pada medium kontrol dan dengan penambahan asam salisilat selama 4 minggu lebih tinggi dibandingkan dengan 8 minggu. Kandungan kuersetin kalus teh yang dikultur pada medium dengan penambahan asam salisilat sampai 0,10 mM lebih tinggi, tetapi penambahan asam salisilat 0,15 mM pada medium menyebabkan kandungan kuersetin lebih rendah dibandingkan dengan kalus kontrol.