Studi Perbedaan Pola Degradasi Aerob Biosurfaktan dari Buah Lerak (Sapindus rarak) dan Surfaktan Sintetik SDS (Sodium Dodecyl Sulfate) Dalam Media Akuatis
Main Author: | DianNovianti |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2008
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/151962/1/050900043.pdf http://repository.ub.ac.id/151962/ |
Daftar Isi:
- Studi tentang perbedaan pola degradasi aerob antara biosurfaktan dari buah lerak (mengandung ”saponin”) dan SDS dalam media akuatis telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari perbedaan pola degradasi aerob dalam media akuatis pada suhu ruang dan menentukan efisiensi degradasinya selama satu minggu. Proses degradasi dilakukan dengan cara pengocokan larutan surfaktan dengan variasi konsentrasi 500, 750, dan 1000 ppm dengan kecepatan 100 rpm selama satu minggu. Mikroba berupa mixed culture mikroorganisme yang diperoleh dari limbah laundry (berjarak 0,5 m dari outlet ) dan diinokulasikan ke dalam air pengencer. Analisis larutan sampel dilakukan dengan cara mengukur nilai tegangan permukaannya dengan alat Tensiometer Du Nuoy. Pola degradasi dilihat dari perubahan tegangan permukaan larutan surfaktan. Hasil penelitian menunjukkan pola degradasi aerob pada lerak berbeda dengan SDS. Degradasi lerak kurang efektif dibandingkan dengan SDS. Proses degradasi optimal pada konsentrasi SDS 750 ppm dengan kenaikan tegangan permukaan sebesar 9,16 dyne/cm. Efisiensi degradasi isolat lerak dan SDS optimal pada konsentrasi yang sama yaitu 750 ppm dengan efisiensi berturut-turut 7,46% dan 27,14%. Hal ini berarti bahwa persen removal lerak di alam kurang efektif dibandingkan dengan SDS. Penelitian ini membuktikan bahwa bila limbah lerak masuk ke perairan lebih sulit didegradasi dibandingkan limbah SDS karena mixed culture yang ada di perairan umumnya didominasi dengan kultur yang lebih selektif terhadap SDS.