Pendeteksian Poin-Poin Minutiae pada Citra Sidik Jari dengan Berbasis pada Pemrosesan Citra Digital

Main Author: OcmitaTyasHadhani
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2007
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/151730/1/050703361.pdf
http://repository.ub.ac.id/151730/
Daftar Isi:
  • Identifikasi berbasis sidik jari merupakan salah satu teknik biometrik tersukses yang digunakan untuk identifikasi personal. Sidik jari merupakan pola ridge dan valley yang terbentuk pada permukaan ujung jari. Keunikan sidik jari digambarkan oleh karakteristik-karakteristik ridge lokal serta hubungan-hubungannya. Poin-poin minutiae merupakan karakteristik-karakteristik ridge lokal yang terdapat pada akhir ridge ( ridge ending ) dan pencabangan ridge ( ridge bifurcation ). Ridge ending didefinisikan sebagai poin dimana ridge tersebut berakhir atau berhenti, sedangkan ridge bifurcation merupakan poin dimana ridge terpilah menjadi dua cabang atau lebih. Pendeteksian poin-poin minutiae secara otomatis menjadi tugas berat bagi komputer jika citra sidik jari berkualitas rendah, dimana noise dan kurangnya kontras mengakibatkan pixel membentuk gambar yang serupa dengan minutiae sebenarnya. Sistem pendeteksi minutiae yang baik adalah sistem yang dapat meningkatkan mutu gambar berkualitas rendah serta dapat mengekstrak poin-poin minutiae dengan tepat. Pada skripsi ini akan dibangun sebuah sistem pendeteksi poin minutiae dengan berbasis pada pengolahan citra digital. Secara umum proses ini terbagi menjadi dua tahapan penting. Tahap pertama disebut dengan Pre-Processing . Pada tahapan ini citra sidik jari hasil scanning akan ditingkatkan kualitasnya melalui beberapa proses, antara lain proses segmentation , normalization , orientation image estimation , ridge frequency estimation , dan filtering . Sedangkan tahap yang terakhir disebut Minutiae Detection atau deteksi minutiae . Pada tahap deteksi minutiae citra sidik jari yang telah ditingkatkan kualitasnya akan diproses untuk mendapatkan poin-poin minutiae nya. Untuk mempermudah pendeteksian poin minutiae , sebelumnya pada citra tersebut dikenakan proses binerisasi ( binarization process ) dan proses penipisan atau yang biasa disebut dengan thinning process . Poin-poin minutiae yang merupakan hasil pendeteksian sistem akan dikenakan pengujian secara sederhana. Uji coba diterapkan pada lima belas sidik jari orang yang berbeda dimana tiap orang akan diambil lima sample sidik jari. Poin-poin minutiae yang menjadi pusat uji coba ini adalah ridge ending , ridge bifurcation dan ridge crossing . Hasil ujicoba dan evaluasi menunjukkan bahwa dari kelima sample sidik jari pada masing-masing orang didapatkan jumlah poin-poin minutiae yang tidak konsisten, baik pada sample citra sidik jari dengan pola masukan yang berbeda maupun dengan pola masukan yang hampir sama. Hal ini disebabkan karena setiap citra sidik jari masukan memiliki karakteristik frekuensi yang berbeda-beda, sehingga saat melakukan proses filtering (menggunakan filter gabor) dibutuhkan nilai standar deviasi σx dan σy yang sesuai dengan karakteristik tersebut. Penetuan nilai standar deviasi yang statis terhadap variasi citra masukan sangat mempengaruhi proses peningkatan kualitas citra, dimana proses akan bekerja secara maksimal jika nilai standar deviasi cocok dengan karakteristik frekuensi citra masukan. Begitu pula sebaliknya, proses akan bekerja kurang maksimal jika nilai standar deviasi tidak cocok dengan karakteristik frekuensi citra masukan. Namun jika seluruh hasil dari uji coba sistem terhadap kelima belas orang yang diambil sample sidik jarinya dibandingkan dengan menggunakan metode Analysis of Variance , maka didapat kesimpulan yang menunjukkan bahwa paling sedikit ada satu pasang sidik jari orang yang berbeda.