Pengaruh pH adsorpsi terhadap recovery emas(I) dari larutan bijih emas secara kromatografi pasangan Ion menggunakan karbon aktif Sebagai fasa diam

Main Author: YusranKhery
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2007
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/151641/1/050702111.pdf
http://repository.ub.ac.id/151641/
Daftar Isi:
  • Di dalam bijih emas, terkandung perak dan tembaga. Pada pelarutan emas, sianida selalu digunakan sebagai ligan pembentuk ion kompleks [Au(CN)2]-. Dalam proses pelarutan, tidak hanya emas yang membentuk kompleks sianida, tetapi perak dan tembaga juga terlarut sebagai kompleks sianida: [Ag(CN)2]-, [Ag(CN)3]2-, [Ag(CN)4]3-, [Cu(CN)2]-, [Cu(CN)3]2-, dan [Cu(CN)4]3-. Untuk memperoleh emas murni, ion kompleks [Au(CN)2]- harus melalui proses recovery dari campuran kompleks sianida. Recovery emas(I) dapat dilakukan secara kromatografi pasangan ion menggunakan karbon aktif sebagai fasa diam dan larutan tiosianat sebagai eluen. Kompleks emas(I), perak(I) dan tembaga(I) sianida memiliki stabilitas yang berbeda dan kompleks ini mengurai pada pH yang berbeda. Recovery emas(I) dari fasa larutan melalui dua proses, yakni adsorpsi dan desorpsi. Dalam proses adsorpsi, kompleks sianida direaksikan dengan setiltrimetilammonium bromida (C16H33(CH3)3NBr) pada pH 3, 4, 5, 6, and 7. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa jika pH meningkat, maka recovery emas(I) menurun. Adsorpsi and recovery maksimum diperoleh pada pH adsorpsi = 3. Emas(I) diadsorpsi 100% dengan recovery 43,96% dalam 20 mL elusi dan konsentrasi emas(I) meningkat 2,2 kali. Perak(I) dan tembaga(I) diadsorpsi 95,98% dan 100% dengan recovery 4,08% dan 7,61%.