Optimasi Penambahan Urea Dan Lama Waktu Fermentasi Pada Proses Fermentasi Etanol Hasil Degradasi Lignoselulosa Pod Kakao
Daftar Isi:
- Indonesia merupakan negara agraris dengan hasil pertanian dan perkebunan yang tinggi salah satunya yaitu kakao. Pada tahun 2010 produksi kakao Indonesia menempati urutan ke-3 di dunia setelah Pantai Gading dan Ghana. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) produksi kakao dari perkebunan rakyat mengalami peningkatan pada tahun 2014 sebesar 651.600 ton. Hasil produksi ygang tinggi menyebabkan meningkatnya jumlah limbah buah kakao. Menurut Guntoro (2006), kakao menghasilkan limbah kulit (pod) sebesar 73,63% atau pada tahun 2014 jika dihitung berdasarkan persentase pod kakao dengan hasil perkebunan rakyat maka pada tahun tersebut menghasilkan limbah sebanyak 479.773 ton. Pod kakao merupakan limbah pertanian yang memiliki kandungan lignoselulosa yang terdiri dari lignin, hemiselulosa, dan selolusa. Pod kakao mengandung 49,93% selulosa, dan 39,99 hemiselulosa. Kandungan selulosa dan hemiselulosa pada pod kakao tersebut yang menjadi potensi untuk dijadikan bioetanol (Bentil et al, 2015). Dalam penelitian ini digunakan rancangan komposit terpusat atau central composite design untuk menentukan kondisi proses terbaik pada fermentasi hidrolisat pod kakao untuk mnghasilkan kadar etanol yang tinggi. Faktor yang diteliti adalah pengaruh penambahan urea (X1) dan lama fermentasi (X2). Penambahan urea (0,14-0,44gram) dan lama fermentasi (14,06-81,94jam) merupakan variable bebas yang mempengaruhi variable terikat yaitu kadar etanol dan yield etanol. Analisa yang dilakukan pada penelitian ini adalah mengetahui perlakuan terbaik antara lama fermentasi dan konsentrasi urea, untuk mendapatkan kondisi fermentasi yang optimal untuk menghasilkan kadar etanol yang tinggi. Metode yang digunakan xi untuk analisa kadar etanol adalah metode perhitungan berat jenis dengan piknometer. Hasil penelitian didapatkan respon kadar etanol tertinggi pada penambahan urea sebesar 0,20 gram selama 24 jam hasil kadar etanol 3,245%. Dan untuk respon kadar etanol terendah didapatkan pada penambahan urea 0.30 gram selama 81.94 jam sebesar 0,053%. Sedangkan hasil respon yield etanol didapatkan respon tertinggi 20,447% dengan penambahan urea sebanyak 0,20 gram dan lama fermentasi 24,00 jam. Penambahan urea dan lama fermentasi tidak memiki hubungan secara nyata terhadap respon kadar etanol dan yield etanol. Solusi optimal penambahan urea dengan penambahan 0,20 gram dengan fermentasi selama 24 jam maka diharapkan mampu menghasilkan respon etanol sebesar 2,256%. Dan dengan kondisi optimal tersebut menghasilkan yield etanol sebesar 21,754%. Nilai ketepatan untuk solusi optimal penelitian ini 83%.