Daftar Isi:
  • Kota Batu sangat cocok untuk pengembangan berbagai komoditas buah-buahan dimana salah satunya adalah buah apel. KSU Brosem adalah salah satu usaha yang bergerak dibidang pangan dengan produksi utama sari buah apel. Permasalahan utama yang dihadapi oleh KSU Brosem yaitu, belum diketahui tingkat efisiensi pada masing-masing wilayah distribusinya. Tujuan penelitian ini adalah menentukan tingkat efisiensi relatif dan teknis pada masing-masing wilayah distribusi pada KSU Brosem meliputi Batu, Malang, Blitar, Jakarta dan Banyuwangi serta menentukan upaya perbaikan tingkat efisiensi yang tepat pada daerah distribusi yang kurang efisien berdasarkan variabel input dan output yang berpengaruh. Dalam penelitian ini menggunakan metode DEA karena metode ini merupakan metode pembanding yang mampu menganalisa tingkat efisiensi dari beberapa daerah distribusi pemasaran yang setaraf atau selevel, dengan menggunakan setiap input output yang dimiliki. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel input meliputi jumlah kios distribusi sari apel, biaya distribusi, dan jumlah sari apel yang dikirim sedangkan untuk variabel outputnya yaitu frekuensi pengiriman sari apel, pendapatan, dan waktu pemenuhan pesanan. Dari hasil pengolahan data diketahui bahwa saluran distribusi dari minuman sari apel KSU Brosem dengan menggunakan CRS menunjukkan terdapat 4 daerah yang efisien dan 1 daerah yang tidak efisien. Daerah yang efisien meliputi Batu, Malang, Banyuwangi dan Jakarta dengan score 100% dan condition green. Daerah Blitar memiliki score 100% dan dinyatakan tidak efisien dengan condition berwarna amber. Sedangkan analisis menggunakan model VRS menunjukkan bahwa semua DMU memiliki nilai efisiensi 100% dengan kondisi viii green dinyatakan efisien. Perbaikan efisiensi tersebut dengan cara mengurangi biaya distribusi dan menambah frekuensi pengiriman.