Studi Kelayakan Produksi Protein Sel Tunggal (Pst) Dari Mikroalga Nannochloropsis Sp. Dengan Memanfaatkan Limbah Cair Tahu Nigarin

Main Author: Ardini, GaluhAulia
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/151495/1/JURNAL-GALUH_AULIA_ARDINI-135100507111010-THP_FTP_UB.pdf
http://repository.ub.ac.id/151495/2/SKRIPSI-GALUH_AULIA_ARDINI-135100507111010-THP_FTP_UB.pdf
http://repository.ub.ac.id/151495/3/POSTER-GALUH_AULIA_ARDINI-135100507111010-THP_FTP_UB.pdf
http://repository.ub.ac.id/151495/
Daftar Isi:
  • Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk tertinggi keempat dengan jumlah penduduk yang telah mencapai 225 juta jiwa pada tahun 2014. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat setiap tahunnya. Tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi menimbulkan peningkatan kebutuhan pangan yang menyebabkan terganggunya ketersediaan pangan. Oleh karena itu, diperlukan sumber pangan yang dapat menjadi alternatif untuk mengatasi ketahanan pangan di Indonesia. Protein Sel Tunggal (PST) merupakan salah satu sumber pangan yang didefinisikan sebagai isolat protein atau seluruh komponen sel mikroorganisme yang memiliki nilai nutrisi baik. Menurut Nasseri et al. (2011), PST merupakan sel kering yang dapat berasal dari bakteri, khamir, kapang, dan mikroalga. PST memiliki akses pangan yang mudah dan ekonomis karena bentuknya yang kering. Salah satu mikroalga yang berpotensi untuk dijadikan sebagai sumber bahan pangan atau PST adalah Nannochloropsis sp. Mikroalga jenis ini memiliki kandungan protein yang cukup tinggi (40-50%) dengan asam amino yang cukup lengkap dan asam nukleat yang rendah. Proses produksi mikroalga membutuhkan media pertumbuhan yang dapat dijangkau dengan lebih mudah dan murah, salah satunya adalah limbah cair tahu nigarin. Kandungan nutrisinya berupa unsur nitrat (5,15 ppm) dan fosfat (2,0322 ppm), bermanfaat dan sesuai untuk mendukung pertumbuhan mikroalga (Irmanto dan Suyata, 2009). Di sisi lain, peningkatan pola konsumsi masyarakat terhadap tahu sejalan dengan meningkatnya limbah yang dihasilkan, sehingga hal tersebut dapat digunakan sebagai upaya mengurangi pencemaran limbah pangan. Potensi-potensi tersebut mendukung untuk diaplikasikan dalam skala yang lebih besar, seperti UKM (Usaha Kecil dan Menengah). Hal tersebut harus didukung dengan adanya analisa studi kelayakan terhadap produksi sumber bahan pangan tersebut. Penelitian dilakukan pada campuran media dengan penambahan limbah cair tahu nigarin sebesar 50% yang dikultivasi selama 12 hari. Faktor yang diamati meliputi kepadatan sel, kandungan protein, dan asam nukleat yang menjadi titik berat pangan PST. Berdasarkan penelitian, diperoleh kepadatan sel tertinggi, yaitu 59,66x106 ± 0,17 sel/ml setelah kultivasi selama 10 hari. Namun, peningkatan total protein terjadi hingga pada hari ke-12 dan mencapai kadar 49,64 ± 0,66 %. Konsentrasi asam nukleat yang diperoleh yaitu 122,6 ng/μl dengan tingkat kemurnian sebesar 2,045 ± 0,03. Usaha produksi PST dari Nannochloropsis sp. layak untuk dijalankan dengan harga jual sebesar Rp 106.500,- per kemasan dengan berat 50 gr, berdasarkan hasil analisa nilai NPV (positif), indeks profitabilitas dan B/C ratio (≥ 1), dengan payback period selama 3 tahun lebih 2 bulan.