Fermentasi Bioetanol Menggunakan Saccharomyces Cerevisiae Pada Pelepah Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Sebagai Bahan Bakar Alternatif

Main Author: Atrinto, AmeigaCautsarinaPutri
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/151489/1/AMEIGA_CAUTSARINA__JJURNAL_TIP.pdf
http://repository.ub.ac.id/151489/2/SKRIPSI.pdf
http://repository.ub.ac.id/151489/
Daftar Isi:
  • BBM merupakan sumber energi utama di Indonesia dengan tingkat konsumsi yang terus meningkat. Upaya untuk mengatasi kebutuhan energi adalah pengembangan energi alternatif, seperti bioetanol. Bioetanol merupakan sumber energi alternatif yang dapat dibuat dari proses fermentasi bahan-bahan alami dengan bantuan mikroorganisme. Bioetanol dari lignoselulosa dapat dikembangkan karena tidak menimbulkan kontradiksi pangan serta memiliki kandungan selulosa yang cukup tinggi, salah satunya adalah pelepah kelapa sawit. Proses pembuatan bioetanol pelepah kelapa sawit dapat dilakukan dengan proses pretreatment, hidrolisis, dan fermentasi. Proses fermentasi berperan mengubah glukosa menjadi etanol. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berat khamir dan lama fermentasi optimum dalam pembuatan bioetanol pelepah kelapa sawit. Pada penelitian ini, terdapat dua faktor yaitu berat Saccharomyces cerevisiae dan lama fermentasi. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan masing-masing faktor tersusun dari 3 level yaitu berat Saccharomyces cerevisiae 0,52 gram, 0,65 gram, 0,78 gram dan lama fermentasi 24 jam, 48 jam, 72 jam. Setiap kombinasi dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali sehingga didapatkan 27 sampel. Kemudian, dilanjutkan dengan analisis menggunakan Analisis Varian (ANOVA) dan uji DMRT 5%. Hasil penelitian dengan menggunakan alkohol meter menunjukkan bahwa perlakuan yang menggunakan Saccharomyces cerevisiae 0.5% dan mengalami fermentasi selama 48 jam mampu menghasilkan kadar etanol tertinggi yaitu 4.03%. Kadar etanol cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya berat Saccharomyces cerevisiae dan lama fermentasi.