Analisis Produktivitas Proses Produksi Tepung Terigu Dengan Pendekatan Green Productivity (Studi Kasus Di Pt Indofood Sukses Makmur Tbk Bogasari Flour Mills, Jakarta)
Daftar Isi:
- Gandum adalah bahan baku tepung terigu yang pembuatannya dilakukan dengan cara menggiling biji gandum. Terdapat beberapa jenis tepung terigu protein,yaitu rendah, sedang dan tinggi. PT Indofood Sukses Makmur Tbk Bogasari Flour Mills. Jakarta adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi berbagai macam produk berbahan dasar gandum. Tepung terigu Kunci Biru dan Cakra Kembar Emas merupakan jenis produk dengan tingkat permintaan yang tinggi. Permintaan yang tinggi tersebut, memicu perusahaan meningkatkan jumlah produksi untuk meningkatkan produktivitas tanpa memperhatikan aspek lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah menentukan nilai tingkat produktivitas dengan pendekatan produktivitas hijau dan menentukan strategi alternatif untuk meningkatkan nilai produktivitas hijau. Pada penelitian pendahuluan telah ditentukan jenis waste, yaitu energi, air, bahan, sampah dan emisi. Jenis waste tersebut diperoleh dari proses produksi tepung Kunci Biru dan Cakra Kembar Emas menggunakan metode Green Value Stream Mapping (GVSM). Metode Green Productivity Index (GPI) kemudian digunakan untuk menghitung rasio antara dampak lingkungan atau indikator lingkungan dengan indikator ekonomi. Usulan perbaikan diberikan berdasarkan hasil GPI. Pemilihan alternatif perbaikan pada penelitian berdasarkan brainstorming dengan manajer dan section head di mill E. Alternatif perbaikan yang diperoleh kemudian diprioritaskan dengan memberikan bobot menggunakan metode Pairwise Comparison oleh manajer dan section head di mill E. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai GPI pada proses produksi tepung terigu Kunci Biru tergolong bagus, yaitu sebesar 1,10 dengan nilai indikator ekonomi sebesar 1,21 dan nilai indikator lingkungan sebesar 1,10. Nilai GPI pada proses produksi tepung terigu Cakra Kembar Emas tergolong rendah, yaitu sebesar 0,99 dengan nilai indikator ekonomi 1,35 dan nilai indikator lingkungan sebesar 1,36. Penerapan alternatif yang dipilih untuk meningkatkan nilai produktivitas hijau adalah optimasi proses produksi dengan nilai bobot 0,594.