Strategi Pengembangan Klaster Usaha Kecil Dan Menengah Produksi Stik Tahu Dengan Integrasi Metode K-Means Clustering Dan Fuzzy – AHP (Studi Kasus Pada UKM Stik Tahu Di Kelurahan Tinalan Kota Kediri)
Main Author: | Sari, DesiWulan |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/151459/ |
Daftar Isi:
- Kediri merupakan salah satu kota di provinsi Jawa Timur yang mempunyai produk unggulan tahu. Salah satu daerah yang memproduksi tahu dan stik tahu adalah Kelurahan Tinalan Kecamatan Pesantren Kota Kediri. UKM yang memproduksi stik tahu adalah UD Maju Jaya Sejahtera, UD Mar Jaewany, UD Abah Aman, Wijaya Kembar, dan SDD. Permasalahan yang ada pada UKM di Tinalan Kota Kediri adalah belum dibentuknya klaster, selain itu akses pasar minimum, keterbatasan teknologi produksi, kurangnya pengetahuan manajemen pada pengelola UKM, dan keterbatasan modal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah K-Means Clustering dan Fuzzy-AHP. Variabel yang digunakan dalam pengklasteran dengan metode K-Means Clustering adalah kapasitas produksi per bulan ( ),lama operasi ( ),rata-rata penjualan per bulan ( ),nilai investasi ( ), jumlah tenaga kerja ( ), lama Waktu Operasional UKM Per Hari ( ). Pakar yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2 pakar yaitu 1 orang Disperindag dan 1 orang ketua asosiasi UKM Kota Kediri. Hasil penelitian yang didapatkan adalah dari 5 UKM yang diteliti terbentuk 2 klaster. Klaster 1 merupakan usaha dengan skala mikro dengan anggota klaster 1 Mar Jaewany, SDD dan MJS. Klaster 2 merupakan usaha dengan skala kecil dengan anggota klaster 2 Wijaya Kembar dan UD Abah Aman. Alternatif strategi dalam pengembangan anggota klaster 1 adalah peningkatan kualitas dan standarisasi produk (0.35), peningkatan kualitas dan standarisasi difokuskan pada produk yang dihasilkan agar UKM dapat memasarkan produknya dengan pangsa pasar yang lebih luas. Alternatif strategi pengembangan anggota klaster 2 adalah viii peningkatan kualitas dan standarisasi produk (0.30), strategi yang digunakan hampir sama dengan klaster 1 tetapi yang membedakan adalah pada anggota klaster 2 untuk kualitas dan standarisasi kemasan juga diperhatikan karena pangsa pasar klaster 2 ditargetkan akan lebih luas dari klaster 1.