Analisis Risiko Rantai Pasok Produk Susu Pasteurisasi Dengan Metode Fuzzy Failure Mode And Effect Analysis (Fuzzy-Fmea) (Studi Kasus Di Koperasi Unit Desa (Kud) Dau, Kabupaten Malang)
Daftar Isi:
- Koperasi Unit Desa (KUD) DAU merupakan salah satu bentuk koperasi yang bergerak dalam bidang industri pangan khususnya produk susu yang memproduksi 2 macam susu yaitu susu segar dan susu pasteurisasi. Manajemen rantai pasok produk pertanian khususnya susu segar berbeda dengan manajemen risiko rantai pasok produk manufaktur karena produk susu bersifat mudah rusak oleh mikrobial dan sangat berpotensi tinggi rusak sebelum diproses, sehingga dibutuhkan analisis risiko untuk meminimalkan potensi risiko yang terjadi pada rantai pasok produk susu pasteurisasi di KUD DAU. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi, melakukan penilaian dan pengukuran risiko rantai pasok serta membuat upaya mitigasi risiko pada rantai pasok produk susu pasteurisasi. Fuzzy FMEA (Fuzzy Failure Mode and Effect Analysis) digunakan pada penelitian ini untuk penilaian risiko dengan mempertimbangkan nilai severity (S), occurence (O), dan detection (D). Logika fuzzy dalam FMEA digunakan untuk membantu menentukan nilai Risk Priority Number (RPN) dari kegagalan yang terjadi. Responden pada penelitian ini adalah 3 pakar dari peternak, 3 pakar dari KUD DAU, dan 1 pakar dari retailer. Hasil penilaian risiko yang ada di setiap kegiatan rantai pasok akan dipilih risiko dengan kategori paling tinggi untuk selanjutnya dibuat alternatif mitigasi risikonya. Alternatif strategi mitigasi risiko akan dianalisis dengan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) dengan menggunakan software Criterium Decision Plus. Alternatif strategi mitigasi risiko dilakukan melalui wawancara terhadap 2 pakar yang memahami tentang kondisi risiko rantai pasok yang terdapat pada KUD DAU. xiv Berdasarkan hasil penilaian, risiko yang prioritas untuk ditangani pada tingkat peternak yaitu risiko kontaminasi antibiotik pada susu (6.302), KUD DAU yaitu risiko mesin dan alat mengalami kerusakan selama proses pengolahan (6.935), dan retailer yaitu risiko kekurangan persediaan produk susu pasteurisasi (5.914). Prioritas risiko tersebut perlu ditangani untuk minimasi risiko dengan menyusun alternatif strategi mitigasi risiko rantai pasok produk susu pasteurisasi. Alternatif strategi mitigasi risiko yang digunakan di tingkat peternak yaitu mengoptimalkan kebersihan ternak dan kandang ternak (0760), pencegahan penyakit pada ternak (0.144), dan menjaga asupan ternak (0.096). pada tingkat KUD DAU yaitu penerapan preventive maintenance (0.731), pembelian alat dan mesin baru (0.188), dan pelatihan tenaga kerja (0.081). Pada tingkat retailer yaitu menjalin kemitraan (0.600), menjaga pasokan (0.300), dan perbaikan akses informasi (0.100).