Pengaruh Konsentrasi Sitronelal dan Sitronelol dari Minyak Jeruk Purut Terhadap Penghambatan Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus
Daftar Isi:
- Jeruk purut termasuk dalam famili Rutaceae yang penyebarannya ke berbagai negara di dunia telah berlangsung ratusan tahun yang lalu. Tanaman ini berpotensi sebagai penghasil minyak atsiri. Minyak atsiri jeruk purut tergolong minyak yang baru dalam perdagangan sebagai salah satu bahan baku industri sebagai pemberi rasa dan aroma. Selain untuk industri pangan, minyak jeruk purut juga banyak digunakan pada industri farmasi, flavor, parfum dan pewarna. Kandungan sitronelal dan sitronelol yang tinggi menjadi salah satu kelebihan dari minyak atsiri jeruk purut di bidang industri, khususnya industri farmasi, parfum dan kosmetik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh peningkatan konsentrasi dari senyawa sitronelal dan sitronelol minyak jeruk purut terhadap penghambatan pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Selanjutnya untuk mengetahui konsentrasi hambat minimal dari kedua senyawa tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode difusi sumuran. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak pola tersarang (nested design) dengan 2 faktor. Faktor yang pertama adalah jenis komponen utama pada minyak jeruk purut yaitu sitronelal dan sitronelol. Faktor yang kedua adalah konsentrasi. Pada masing-masing bahan menggunakan 3 tingkat konsentrasi yaitu 100 μl/ml, 300 μl/ml, dan 500 μl/ml dengan perlakuan masing-masing kombinasi sebanyak 3 kali ulangan. Analisis data pada penelitian ini menggunakan metode Analysis of Variance (ANOVA), dilanjutkan dengan uji Post Hoc Multiple Comparison. Apabila hasil analisa menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata, maka dilanjutkan dengan uji BNJ (Beda Nyata Jujur) dengan selang kepercayaan 5%. xiv Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi dari sitronelal dan sitronelol dapat meningkatkan penghambatan pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Hasil uji menunjukkan rerata diameter hambat terbesar terdapat pada bakteri Staphylococcus aureus dengan senyawa sitronelal di konsentrasi 500 μl/ml sebesar 32,89 mm, sebaliknya rerata diameter hambat terkecil terdapat pada bakteri Escherichia coli dengan senyawa sitronelol di konsentrasi 100 μl/ml sebesar 2,97 mm. Nilai KHM dari sitronelal terdapat pada konsentrasi 3,12 μl/ml (Escherichia coli) dan 1,56 μl/ml (Staphylococcus aureus) dengan persentase penghambatan masing-masing 99,97% dan 99,99%, sedangkan nilai KHM dari sitronelol terdapat pada konsentrasi 6,25 μl/ml dengan persentase penghambatan 99,96% (Escherichia coli) dan 99,97% (Staphylococcus aureus).