Analisis Pengaruh Manajemen Risiko Pengadaan Bahan Baku Terhadap Kinerja Rantai Pasok Usaha Bakso Menggunakan Metode Partial Least Square (Pls) (Studi Kasus: Pedagang Bakso Di Kota Malang
Daftar Isi:
- Bakso merupakan produk olahan yang umumnya terbuat dari daging halal seperti daging sapi, kambing, ayam karena kebanyakan penduduk Indonesia muslim. Malang merupakan salah satu rujukan sentra bakso kuah dengan ciri khas tambahan hidangan seperti mie kuning, tahu dan siomay. Tambahan hidangan tersebut membuat bakso Malang membutuhkan lebih banyak supplier pengadaan bahan baku. Banyaknya supplier menimbulkan risiko pengadaan bahan baku, sehingga pedagang bakso perlu menerapkan manajemen risiko pengadaan bahan baku. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui proses pengadaan dan penerapan manajemen risiko pengadaan bahan baku kemudian mengetahui hubungan dan pengaruh manajemen risiko pengadaan bahan baku terhadap kinerja rantai pasok produksi bakso di Kota Malang. Metode Partial Least Square (PLS) digunakan untuk menganalisis hubungan dan pengaruh variabel-variabel manajemen risiko pengadaan bahan baku terhadap kinerja rantai pasok. Penilaian manajemen risiko pengadaan bahan baku dapat dilihat dari variabel permintaan bakso (X1), harga bahan (X2), dan risiko pelanggaran perjanjian (X3). Kinerja rantai pasok (Y) dapat dinilai dari indikator keamanan pangan (Y1), laba (Y2), fleksibilitas volume produksi (Y3) dan waktu tanggap konsumen (Y4). Variabel-variabel yang mewakili manajemen risiko pengadaan bahan baku bersifat formatif sedangkan variabel kinerja rantai pasok bersifat reflektif. Responden dalam penelitian ini adalah 30 pedagang bakso di Kota Malang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen risiko pengadaan bahan baku dapat dimodelkan dengan persamaan Y = 0,530 X1 + 0,053 X2 + 0,227 X3. Variabel permintaan bakso (X1) berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja rantai pasok (Y), sedangkan variabel harga bahan (X2) dan risiko pelanggaran perjanjian (X3) tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja rantai pasok. Pengadaan bahan baku dibagi dua macam yaitu pengadaan setiap hari dan pengadaan setiap stok habis. Manajemen risiko yang diterapkan yaitu mengurangi volume produksi saat permintaan menurun dan memaksimalkan pendapatan dengan variasi produk seperti minuman dan camilan.