Daftar Isi:
  • Jerami padi menjadi salah satu limbah pertanian yang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu bahan bioenergi. Dengan jumlah produksi per tahun ±98 ton, jerami padi berpotensi menjadi salah satu bahan energi alternatif. Hal ini juga didukung dengan kadar lignoselulosa pada jerami padi yang tinggi yaitu 18% lignin, 24% hemiselulosa, 32,1% selulosa. Dalam struktur lignoselulosa, lignin membungkus selulosa dan hemiselulosa pada serat jerami padi, sehingga diperlukan pretreatment untuk mempermudah akses selulosa dan hemiselulosa. Salah satu pretreatment yang aman, ekonomis, dan hemat energi adalah pretreatment secara biologi dengan mikroorganisme. Jamur pelapuk coklat termasuk jenis mikroorganisme yang mampu mendegradasi lignoselulosa dengan keunggulan mendegradasi lignin menjadi senyawa aromatik, fenol dan mendegradasi selulosa dan hemiselulosa menjadi gula reduksi. Salah satu jenis jamur pelapuk coklat yaitu Serpula lacrymans. Jamur ini mendegradasi lignoselulosa secara non enzimatis yaitu dengan reaksi Fenton. Keberlangsungan reaksi ini tergantung pada ketersediaan Fe2+ hasil reduksi dari Fe3+. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba untuk menambah FeCl3 dalam degradasi jerami padi selama 35 hari inkubasi. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap yang disusun secara faktorial dengan dua faktor yaitu penambahan kosentrasi FeCl3 yang terdiri dari 6 level: K0 : 0 μM, K1: 10 μM, K2: 20 μM, K3: 30 μM, K4: 40 μM dan K5: 50 μM serta faktor lama inkubasi yang terdiri dari 5 level: 7 hari, 14 hari, 21 hari, 28 hari dan 35 hari. Setiap kombinasi perlakuan diulang 3 kali. Pengujian yang dilakukan adalah total gula reduksi, total soluble phenol, pH dan susut bahan kering. viii Hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu adanya pengaruh yang nyata pada perlakuan penambahan FeCl3 dan lama inkubasi terhadap nilai Total Soluble Phenol (TSP), Total Gula Reduksi (TGR), dan pH. Namun perlakuan tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap persentase susut bahan. Kombinasi perlakuan terbaik dengan nilai tertinggi pada parameter uji TSP, pH dan susut bahan yaitu konsentrasi 0 μM dalam 35 hari inkubasi sedangkan pada susut bahan pada kombinasi perlakuan konsentrasi 50 μM dalam 21 hari inkubasi. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa perlakuan penambahan penambahan FeCl3 dan lama inkubasi berpengaruh signifikan terhadap parameter uji kecuali susut bahan. Untuk penelitian selanjutnya perlu penambahan waktu inkubasi lebih dari 35 hari agar diketahui pola hasil degradasi total soluble phenol maupun gula reduksi setelah 35 hari. Selain itu, rentang penambahan FeCl3 dapat ditambah untuk mendapatkan konsentrasi FeCl3 terbaik.