Analisis Klaster Peternak Sapi Perah Berdasar Kualitas Susu Di Penampungan (Studi Kasus Di Desa Precet, Kec. Wagir, Malang)
Daftar Isi:
- Industri pengolahan susu (IPS) merupakan sektor yang berkembang di Indonesia. Kualitas susu ditentukan berdasar pada kandungan lemak, solid non fat (SNF), total solid (TS), total plate count (TPC) dan kandungan antibiotik. Susu segar dari peternak dikumpulkan di penampungan susu. Susu dari peternakan rakyat mengalami permasalahan dalam tingkat produktivitas dan kualitas yang belum optimal sehingga mempengaruhi pendapatan peternak. Dalam rangka meningkatkan kualitas peternak dan meningkatkan pendapatan, perlu dilakukan pembinaan terhadap peternak yang kurang baik produksinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengklasterkan peternak berdasar kualitas susu dan mengetahui alternatif perbaikannya. Penelitian ini menggunakan integrasi antara metode Principal Component Analysis (PCA) dan Analisis Klaster. Alternatif perbaikan klaster dicari berdasarkan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). PCA digunakan untuk mengidentifikasi variabel yang paling berperan menggambarkan kualitas susu, dilanjutkan dengan pegklasteran peternak. Metode AHP digunakan untuk memberikan prioritas saran perbaikan yang dapat mempengaruhi kualitas susu. Metode AHP menggunakan kuesioner terhadap 6 responden ahli terdiri dari 4 dokter hewan, operator penampungan dan peternak. Hasil PCA diperoleh 3 variabel dari 4 variabel asal. Kontribusi ketiga variabel tersebut adalah lemak 36.8%, total solid (TS) 26% dan protein 23.1%. Ketiga variabel tersebut membentuk proporsi sebesar 85.9%. Pengklasteran berdasar variabel tersebut menghasilkan 3 kelompok peternak. Klaster terbaik dengan anggota 2 peternak, klaster tengah dengan anggota 52 peternak, dan klaster rendah dengan anggota 1 peternak. Klaster 3 merupakan klaster terendah yang mutlak viii perlu diperbaiki. Pengolahan data dengan metode AHP terhadap 9 alternatif perbaikan dipilih 3 alternatif tertinggi. Alternatif perbaikan terbesar berupa penyediaan pakan berkualitas dengan bobot 0.315, penyusunan ransum sebesar 0.2142 dan menjaga kesehatan ternak sebesar 0.1586. Berdasar kondisi peternak, sebagian besar klaster terbentuk telah melakukan alternatif-alternatif sesuai AHP. Klaster 1 telah sepenuhnya menerapkan alternatif-alternatif tersebut. Klaster 2 perlu perbaikan pada alternatif sarana produksi. Klaster 3 perlu perbaikan penyediaan pakan berkualitas, penyusunan ransum, dan sarana produksi.