Pengaruh Jenis Pelarut Dan Waktu Ekstraksi Terhadap Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper Crocatum) Dengan Metode Microwave Assisted Extraction (Mae)
Main Author: | Safitri, DefritaRona |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/151261/1/SKRIPSI_RONA__125100201111021.pdf http://repository.ub.ac.id/151261/ |
Daftar Isi:
- Sirih merah sangat banyak sekali ditemui di indonesia yang dikenal sebagai tanaman obat-obatan. Khasiat sirih merah banyak sekali digunakan untuk menyembuhkan berbagai penyakit antara lain obat mimisan, sariawan, gusi berdarah, bronkitis, darah tinggi, hipertensi, penyakit kanker dan masih banyak lagi. Selain itu, daun sirih merah (Piper crocatum) adalah salah satu bahan alami yang mempunyai kemampuan sebagai antimikroba. Antimikroba merupakan senyawa yang dapat mengganggu pertumbuhan aktivitas mikroba, khususnya mikroba perusak dan pembusuk makanan. Proses ekstraksi tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga perlu adanya solusi untuk mempercepat proses ekstraksi yang dapat menghasilkan karakteristik ekstrak daun sirih merah dengan kualitas yang baik. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh lama waktu ekstraksi pengaruh jenis pelarut (etanol, etil asetat, n-Heksan) terhadap karakteristik ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum) yang dihasilkan dengan menggunakan metode Microwave Assisted Extraction (MAE). Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental di laboratorium dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua faktor, yaitu jenis pelarut dan lama waktu ekstraksi, dimana faktor pertama yaitu jenis pelarut memiliki 3 level yaitu pelarut etanol, etil asetat, dan n-Heksan dengan perbandingan serbuk daun sirih merah dengan pelarut b/v 1:5 sedangkan faktor kedua yaitu lama waktu ekstraksi memiliki 3 level yaitu 1,5menit, 3 menit, dan 4,5 menit dengan 3 kali pengulangan. vi Hasil penelitian yang didapatkan yaitu pada lama waktu proses ekstraksi daun sirih merah memberikan pengaruh sangat nyata terhadap kecerahan (L) hasil ekstraksi dengan nilai sebesar 17,340, namun tidak berpengaruh nyata terhadap kadar fenol (2,089), pH (1,181), rendemen pemurnian (2,675), densitas (1,265), redness (a*, 0,379), yellowness (b*, 0,619). Kemudian pada pengaruh penambahan jenis pelarut pada proses ekstraksi daun sirih merah memberikan pengaruh sangat nyata terhadap kadar fenol (15,854), pH (16,952), kecerahan (L 39,359), yellowness (b*, 22,020) dan berpengaruh nyata terhadap densitas yaitu (5,996) namun tidak memberikan pengaruh nyata terhadap redness (a*, 3,129).