Manajemen Risiko Pengembangan Produk Yogurt Drink Dengan Metode House Of Risk (Hor) (Studi Kasus Di Cv. Brawijaya Dairy Industry, Junrejo, Batu)
Daftar Isi:
- Susu merupakan bahan makanan yang memiliki kandungan gizi yang lengkap dan seimbang. Nilai gizi yang tinggi pada susu dapat menjadi medium yang sangat disukai oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan dan perkembangannya, sehingga dalam waktu yang sangat singkat susu menjadi tidak layak dikonsumsi bila tidak diolah dengan benar. Salah satu jenis produk olahan dari susu untuk memperpanjang masa simpan yaitu yogurt drink. CV. Brawijaya Dairy Industry merupakan instansi yang bergerak dibidang produk olahan susu. Produk utama yang dihasilkan adalah keju mozzarella, dan dalam masa ekspansinya CV. Brawijaya Dairy Industry mengembangkan produk yogurt drink. Aspek penting yang harus diperhatikan dalam pengembangan produk adalah penanggulangan risiko-risiko yang kemungkinan terjadi untuk mencegah kerugian. Penanggulangan dimulai dari identifikasi risiko dan agen risiko hingga penentuan strategi mitigasi risiko yang akan digunakan. Penelitian ini menggunakan metode House of Risk (HOR) yang terdiri dari fase identifikasi (HOR fase 1) dan fase perlakuan risiko (HOR fase 2). Penelitian dimulai dengan mencari nilai Aggregate Risk Potential (ARP), kemudian dilanjutkan mencari prioritas agen risiko yang akan dimitigasi menggunakan diagram pareto. Langkah selanjutnya adalah melakukan perancangan strategi mitigasi dengan mencari nilai korelasi, nilai total effectiveness, nilai degree of difficulty,dan nilai rasio effectiveness to difficulty. ix Hasil dari penelitian ini adalah pada pengembangan produk yogurt drink fase marketing dan desain terdapat 20 kejadian risiko yang disebabkan oleh 27 agen risiko. Berdasarkan diagram pareto dipilih 3 agen risiko yaitu minimnya informasi pesaing, kesalahan manajemen dalam analisis biaya dan kesalahan divisi produksi dalam membuat yogurt drink yang menjadi prioritas utama untuk dilakukan mitigasi risiko. Terdapat 11 strategi mitigasi risiko yang dapat dilakukan yaitu melakukan pengawasan pada setiap kegiatan produksi, penambahan pencarian informasi mengenai pesaing, meningkatkan observasi / survei lapang mengenai pesaing, membuat jadwal perencanaan yang sistematis dan berkala tentang identifikasi dan analisis pesaing, memperbaiki mekanisme perencanaan analisis biaya, pelatihan dan pengembangan tenaga kerja pada divisi produksi, membuat SOP produksi yogurt yang baku, melakukan studi banding dengan pesaing, mengikuti pelatihan mengenai analisis biaya, melakukan analisa secara berkala terkait fluktuasi harga bahan baku dan harga jual, dan menambah tenaga kerja tetap yang berpengalaman.