Pemurnian Bioetanol menggunakan Proses Distilasi dan Adsorpsi dengan Penambahan Asam Sulfat (H2SO4) pada Aktivasi Zeolit Alam sebagai Adsorben
Daftar Isi:
- Etanol (alkohol) adalah nama suatu golongan senyawa organik yang mengandung unsur C, H dan O. Untuk mendapatkan bioetanol yang berkadar tinggi maka perlu dilakukan pemurnian kadar etanol. Distilasi adalah metode pemisahan campuran cairan yang saling melarut berdasarkan perbedaan titik didih masing-masing komponen yang terdapat dalam campuran. Adsorpsi adalah proses pengeringan etanol melalui suatu proses pemisahan bahan dari campuran gas atau campuran cairan. Zeolit alam Malang memiliki daya adsorpsi yang cukup baik karena memiliki luas permukaan dan ukuran pori yang relatif besar bila dibandingkan dengan zeolit alam lainnya. Aktivasi secara fisika dilakukan melalui pengecilan ukuran butir, sedangkan aktivasi secara kimia dilakukan melalui pengasaman dengan asam-asam organik seperti HF, HCI dan H2SO4, tujuannya untuk menghilangkan pengotor anorganik (Zulfa, 2010). Menurut Lourentius dkk., (2013), asam sulfat dapat menghilangkan pengotor-pengotor yang ada di permukaan zeolit, sehingga luas permukaan adsorpsi meningkat sehingga air lebih mudah teradsorpsi ke dalam pori-pori zeolit. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan dua faktor yaitu penambahan konsentrasi asam sulfat (H2SO4) dengan taraf perlakuan 1%, 2%, 3% (v/v) dan massa zeolit alam Malang dengan taraf perlakuan 10 gr, 25 gr, 40 gr (w/v) dalam proses adsorpsi (hasil distilat etanol 40 ml per sampel perlakuan). Dari dua faktor kombinasi perlakuan akan diperoleh 9 kombinasi perlakuan dan akan dikelompokkan sebanyak 3 pengulangan. Dari hasil keseluruhan perlakuan dilakukan analisa kenaikan kadar etanol menggunakan piknometer dan Gas Chromatography (GC). Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan ANOVA dan selanjutnya dilakukan Uji Jarak Duncan (DMRT). Proses pemurnian menggunakan variasi penambahan asam sulfat dan massa zeolit alam diperoleh hasil terbaik di pengulangan kedua pada konsentrasi 2% dan penambahan massa zeolit 10 gram. Perbandingan etanol dengan bahan adsorben pada proses adsorpsi, tidak dapat meningkatkan kadar etanol karena semakin banyak massa adsorben yang ditambahkan, terdapat kemungkinan etanol juga dapat terjerap sehingga dapat menurunkan kadar etanolnya. Penggunaan asam sulfat (H2SO4) pada proses aktivasi dapat meningkatkan kadar etanolnya dibandingkan tanpa penambahan asam sulfat. Hasil pengukuran piknometer dengan kadar awal 18% meningkat menjadi sebesar 88,868%, setelah diujikan Gas Chromatography (GC) kadar awal sebesar 13,61% meningkat menjadi 85,18%. Sehingga dengan proses pemurnian menggunakan alat distilasi fraksinasi dan adsorpsi zeolit alam dapat meningkatkan 71,57% kadar etanolnya. Hasil pengujian Gas Chromatography (GC) hanya memiliki selisih sedikit (±5%) dengan pengukuran menggunakan piknometer.