Analisis Risiko Operasional Dengan Metode Failure Mode And Effect Analysis (Fmea) Dan Fault Tree Analysis (Fta) (Studi Kasus Di Ukm Agawe Mulyo Batu)
Daftar Isi:
- UKM Agawe Mulyo merupakan usaha kecil di Batu yang memproduksi minuman instan. Salah satunya adalah produk temulawak. Sejalan dengan perkembangannya UKM Agawe Mulyo tidak lepas dari adanya segala risiko yang menghambat sasaran perusahaan. Salah satu risiko yang terdapat di UKM Agawe Mulyo adalah risiko operasional. Risiko operasional adalah potensi penyimpangan dari hasil yang tidak diharapkan karena tidak berfungsinya suatu sistem, sumber daya manusia (SDM), proses internal dan faktor eksternal lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisa risiko operasional ditinjau dari segi risiko proses internal dan sumber daya manusia (SDM). Metode yang digunakan adalah metode Failure Mode And Effect (FMEA) dan Fault Tree Analysis (FTA). Hasil identifikasi risiko dengan metode FMEA diperoleh 3 indikator risiko kritis yang diperlukan penanganannya. Risiko kritis yang terdapat pada UKM Agawe Mulyo adalah proses produksi, kegiatan administrasi dan pengelolaan (SDM). Basic event yang paling mempengaruhi terjadinya kegagalan proses produksi adalah basic event tidak ada inspeksi lapang saat kegiatan proses produksi dan basic event tidak ada inspeksi setelah produk dikemas dengan nilai RRW sebesar 1,84. Basic event yang paling mempengaruhi terjadinya kegagalan administrasi adalah basic event tidak ada pengarahan penyusunan data dengan nilai RRW 1,09 dan basic event kelalaian pekerja dengan nilai RRW 1,12. Basic event yang paling mempengaruhi terjadinya kegagalan pengelolaan SDM adalah basic event terdapat urusan keluarga mendadak sehingga pekerja tidak bekerja sesuai jam kerja dengan nilai RRW sebesar 3,45. Tidak ada evaluasi kinerja karyawan oleh ix Pimpinan dengan nilai RRW sebesar 2,33 dan kurangnya pengawasan terhadap kinerja karyawan dengan nilai RRW sebesar 2,33. Usulan perbaikan untuk risiko kritis yang ada di UKM Agawe Mulyo adalah meningkatkan kegiatan pengawasan dan pemeriksaan secara rutin oleh Pimpinan pada setiap kegiatan, melakukan pengendalian mutu terhadap bahan baku dan proses produksi, menertibkan kembali kegiatan perawatan mesin dan perlatan secara berkala yaitu 3 bulan sekali, melakukan kegiatan pelatihan dan pengarahan kerja karyawan, peningkatan kesadaran terhadap etika profesi pada operator agar tidak lalai dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan job description yang berlaku dan meningkatkan kedisiplinan kerja karyawan.