Analisis Pengukuran Kinerja Menggunakan Metode Performance Prism (Studi Kasus PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk, Divisi Poultry Breeding, Branch Sidoarjo

Main Author: Angesti, FarantikaDestya
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/151078/1/Lampiran.pdf
http://repository.ub.ac.id/151078/1/Cover.docx.pdf
http://repository.ub.ac.id/151078/2/BAB_I%2C_BAB_II.pdf
http://repository.ub.ac.id/151078/3/BAB_III%2CIV%2CV%2C_Daftar_Pustaka.pdf
http://repository.ub.ac.id/151078/
Daftar Isi:
  • Perkembangan sektor industri saat ini mulai berkembang dengan pesat dikarenakan banyaknya industri yang saling bersaing untuk memenuhi keinginan konsumen. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. merupakan salah satu perusahaan peternakan unggas dan pembuat makanan yang salah satu divisinya adalah Divisi Poultry Breeding atau Divisi Pembibitan Ayam yang memiliki produk utama Day Old Chick (DOC) yaitu bibit ayam niaga umur sehari. Cukup banyaknya bisnis pengelolaan ayam di Indonesia membuat Divisi Poultry Breeding PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk memiliki banyak pesaing. Agar dapat bertahan dari kondisi tersebut perusahaan harus memiliki keunggulan kompetitif yang dijamin oleh kinerja yang baik. Kinerja yang baik pada suatu perusahaan harus dapat dinilai atau diukur dengan metode tertentu agar selalu dapat dievaluasi dan dikembangkan. Metode Performance Prism merupakan metode pengukuran kinerja yang mempertimbangkan seluruh stakeholder sehingga dapat mengukur kinerja secara keseluruhan. Penggunaan metode Performance Prism ini didukung dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dalam melakukan pembobotan Key Performance Indicator (KPI) dan metode Objective Matrix (OMAX) serta Traffic Light System dalam melakukan scoring untuk mengukur Index Performance Indicator. Hasil penelitian didapatkan Index Performance Indicator perusahaan sebesar 9,197 yang artinya kinerja perusahaan telah mencapai target. Berdasarkan hasil OMAX terdapat 34 KPI dalam kategori hijau artinya kinerja dari KPI telah tercapai. Lima KPI dalam kategori kuning artinya kinerja Kpi belum tercapai meskipun nilai sudah mendekati target. Tiga KPI dalam kategori merah artinya kinerja KPI benar-benar dibawah target. KPI yang memerlukan perbaikan adalah KPI yang berada dalam kategori xiv kuning dan merah. KPI dalam kategori kuning adalah waktu proses penawaran (S-2), tingkat produk rusak selama pengiriman (C-8), tingkat kehadiran karyawan (E-3), tingkat produktivitas karyawan (E-4) dan penerapan mutu terpadu (R-4). KPi yang berada di kategori merah adalah waktu pengiriman (S-5), ide dan saran dari konsumen (C-4), ide dan saran dari masyarakat (R-3),