Pengaruh Pemberian Pupuk Cair Paitan Dan Kotoran Sapi Sebagai Nutrisi Tanaman Kailan (Brassica Oleraceae Var. Alboglabra) Dalam Sistem Hidroponik

Main Author: Abdillah, BayuStiawan
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 1900
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/151071/1/Cover_Skripsi.pdf
http://repository.ub.ac.id/151071/2/Cover_Watermark.pdf
http://repository.ub.ac.id/151071/3/SKRIPSI.pdf
http://repository.ub.ac.id/151071/3/Ringkasan.pdf
http://repository.ub.ac.id/151071/3/DAFTAR_PUSTAKA.pdf
http://repository.ub.ac.id/151071/
Daftar Isi:
  • Tanaman Kailan (Brassica Oleraceae Var. Alboglabra) Adalah Salah Satu Jenis Sayuran Famili Kubis - Kubisan (Brassicaceae) Yang Diduga Berasal Dari Negeri China. Kailan Masuk Ke Indonesia Sekitar Abad Ke-17, Dan Sayuran Ini Sudah Cukup Populer Serta Diminati Di Kalangan Masyarakat (Darmawan, 2009). Kandungan Gizi Serta Rasanya Yang Enak, Membuat Kailan Menjadi Salah Satu Produk Pertanian Yang Diminati Masyarakat, Sehingga Mempunyai Potensi Serta Nilai Komersial Tinggi. Namun, Produksi Kailan Di Indonesia Masih Belum Stabil. Berdasarkan Data Dari Badan Pusat Statistik (Bps) Pada Tahun 2014, Produksi Tanaman Kubis - Kubisan Dari Tahun 2010 - 2012 Mengalami Kenaikan Dan Perunan, Yaitu: 1.385.044 Ton Ha-1, 1.363.741 Ton Ha-1 Dan 1.450.046 Ton Ha-1. Terkait Dengan Produksi Pertanian, Saat Ini Tidak Mudah Untuk Mendapatkan Lahan Budidaya Tanaman Yang Subur, Produktif Dan Strategis Dalam Area Luas. Maka Dari Itu, Alternatif Yang Dapat Dilakukan Untuk Mengatasi Masalah Tersebut, Salah Satunya Adalah Dengan Menggunakan Sistem Budidaya Secara Hidroponik. Pada Sistem Budidaya Secara Hidroponik Pertumbuhan Tanaman Akan Lebih Terkontrol, Namun Sebagian Besar Biaya Produksi Digunakan Untuk Memenuhi Kebutuhan Nutrisi Atau Pupuk. Oleh Karena Itu, Perlu Diupayakan Untuk Mencari Alternatif Nutrisi Yang Lebih Murah Sehingga Dapat Menekan Biaya Produksi. Salah Satu Alternatif Sumber Nutrisi Yang Bisa Digunakan Ialah Pupuk Cair Paitan (Tithonia Diversifolia L.) Dan Pupuk Cair Kotoran Sapi.Tujuan Dari Penelitian Ini Adalah Untuk Mengetahui Pengaruh Penggunaan Pupuk Cair Paitan (Tithonia Diversifolia L.) Dan Pupuk Cair Kotoran Sapi Pada Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kailan Dalam Sistem Hidroponik. Hipotesis Yang Diajukan Adalah Penggunaan Pupuk Dari Komposisi Antar Ketiga Bahan, Yaitu 25% Pupuk Cair Kotoran Sapi + 25% Pupuk Cair Paitan + 50% Ab Mix Akan Menghasilkan Pertumbuhan Dan Hasil Yang Terbaik Pada Tanaman Kailan. Penelitian Dilaksanakan Pada Bulan Mei Hingga Juli 2015 Di Dalam Green House Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Alat Yang Digunakan Dalam Penelitian Ini Antara Lain : Bak Tanam Dari Botol Mineral 1,5 Liter, Sumbu Kompor, Alat Tulis, Penggaris, Alat Pemotong (Gunting/Cutter), Timbangan, Tray, Ec (Electrical Conductivity) Meter, Pengaduk Nutrisi, Ember, Gelas Ukur Dan Kamera. Sedangkan Untuk Bahan Penelitian Yang Digunakan Adalah Benih Kailan Var. Tasan, Cocopeat, Air, Daun Paitan, Kotoran Sapi, Tray Serta Larutan Pupuk Hidroponik Lengkap (Ab Mix). Penelitian Ini Menggunakan Rancangan Acak Kelompok (Rak) Sederhana Dengan 7 Perlakuan Dan 4 Ulangan, Yang Terdiri Dari P0 : 100% Pupuk Ab Mix (Kontrol), P1 : 100% Pupuk Cair Kotoran Sapi, P2 : 100% Pupuk Cair Paitan, P3 : 50% Pupuk Cair Paitan + 50% Pupuk Cair Kotoran Sapi, P4 : 50% Pupuk Cair Kotoran Sapi + 50% Pupuk Ab Mix, P5 : 50% Pupuk Cair Paitan + 50% Pupuk Ab Mix, P6 : 25% Pupuk Cair Kotoran Sapi + 25% Pupuk Cair Paitan + 50% Pupuk Ab Mix. Penelitian Menggunakan Pengamatan Non-Destruktif Dan Panen. Pengamatan Non-Destuktif Dilakukan Setelah Tanaman Berumur 7 Hari Setelah Transplanting Dengan Interval Pengamatan 7 Hari Sekali (7, 14, 21, 28, 35 Dan 42 Hst). Adapun Pengamatan Non-Destruktif Meliputi: Jumlah Daun Per Tanaman Dan Tinggi Tanaman. Sedangkan Untuk Pengamatan Panen, Dilakukan Saat Tanaman Kailan Sudah Memiliki Ciri-Ciri Masak Secara Fisiologis (50 Hst) Dan Parameter Yang Diamati Meliputi: Luas Daun Per Tanaman, Diameter Batang Per Tanaman, Panjang Akar, Bobot Segar Total Per Tanaman Serta Bobot Segar Konsumsi Per Tanaman. Data Pengamatan Yang Diperoleh Dianalis Menggunakan Ananalisis Ragam (Uji F) Pada Taraf 5%. Apabila Terdapat Pengaruh Nyata (F Hitung > F Tabel 5%), Mak Akan Dilanjutkan Dengan Uji Bnj (Beda Nyata Jujur) Pada Taraf 5% Untuk Melihat Perbedaan Diantara Perlakuan. Hasil Penelitian Menunjukkan Bahwa Perlakuan Pupuk Ab Mix (P0) Sebagai Kontrol Mempunyai Pertumbuhan Dan Hasil Terbaik Dibandingkan Dengan Perlakuan Pupuk Cair Kotoran Sapi Dan Pupuk Cair Paitan Pada Berbagai Dosis Dan Kombinasi. Perlakuan Tertinggi Berikutnya Setelah Perlakuan Pupuk Ab Mix Adalah Kombinasi Antara 25% Pupuk Cair Kotoran Sapi + 25% Pupuk Cair Paitan + 50% Pupuk Ab Mix. Penggunaan Pupuk Cair Berpengaruh Nyata Terhadap Variable Pengamatan Non Destruktif Yang Meliputi Tinggi Tanaman Dan Jumlah Daun Pada Pengamatan 21, 28, 35 Dan 42 Hst. Sedangkan Pada Umur Pengamatan 7 Dan 14 Hst Tidak Terdapat Pengaruh Yang Nyata. Perlakuan Penggunaan Pupuk Cair Berpengaruh Nyata Terhadap Semua Variabel Pengamatan Panen Yang Meliputi Tinggi Tanaman, Jumlah Daun, Luas Daun, Diameter Batang, Panjang Akar Tanaman, Bobot Segar Total Tanaman, Dan Bobot Segar Konsumsi Tanaman.