Analisis Penerapan Metode Six Sigma Dan Konsep Kaizen Untuk Mengurangi Jumlah Produk Cacat (Defect) Pada Produksi Susu Pasteurisasi (Studi Kasus Di Cv Cita Nasional Salatiga, Jawa Tengah)

Main Author: Endikaputri, AstridNovella
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/151036/1/bab_4.pdf
http://repository.ub.ac.id/151036/2/bab_5.pdf
http://repository.ub.ac.id/151036/3/LAMPIRAN.pdf
http://repository.ub.ac.id/151036/4/DAFTAR_PUSTAKA.pdf
http://repository.ub.ac.id/151036/5/COVER_%2B_DAFTAR_ISI_DLL.pdf
http://repository.ub.ac.id/151036/6/bab_1.pdf
http://repository.ub.ac.id/151036/7/bab_2.pdf
http://repository.ub.ac.id/151036/8/bab_3.pdf
http://repository.ub.ac.id/151036/
Daftar Isi:
  • Susu merupakan bahan pangan yang sudah menjadi kebutuhan masyarakat Indonesia setiap harinya. Salah satu produk susu yang banyak dkonsumsi oleh masyarakat Indonesia adalah susu pasteurisasi. Kandungan protein yang tinggi dalam susu menjadi salah satu faktor kuat masyarakat untuk mengkonsumsinya sebagai pemenuhan nilai gizi. CV Cita Nasional merupakan suatu industri yang bergerak dibidang pengolahan susu pasteurisasi. Dalam produksinya, CV Cita Nasional seringkali mengalami kendala dalam hal pengendalian kualitas, yaitu menghasilkan produk cacat yang melebihi batas yang ditentukan oleh perusahaan. Untuk itu perlu dilakukan perbaikan untuk menekan jumlah produk cacat yang mungkin terjadi. Salah satu usaha untuk menekan jumlah produk cacat adalah menggunakan metode Six Sigma. Metode Six Sigma merupakan perbaikan secara terus menerus (continous improvement) untuk mengurangi cacat dengan meminimalisasi variasi yang terjadi pada proses produksi. Langkah mengurangi cacat dan variansi dilakukan secara sistematis dengan mendefinisikan (Define), mengukur (Measure), menganalisa (Analyze), memperbaiki (Improve) dan mengendalikan (Control). Dengan menggunakan metode six sigma dapat diketahui bahwa kualitas produk susu pasteurisasi kemasan minipack yang dihasilkan oleh perusahaan cukup baik yaitu 3,20 sigma dengan tingkat kerusakan 45,460.99 untuk sejuta peluang (DPMO). Terdapat empat penyebab produk cacat tertinggi yaitu: kemasan bocor, kemasan tidak terisi (kosong), ix logo pada kemasan tidak sempurna dan tidak terdapat tanggal kadaluarsa. Pada Tahap Improvement akan digunakan konsep kaizen sebagai usulan perbaikan. Salah satu implementasi Kaizen yang digunakan yaitu 5 S (five-s). Setiap kata S disini merupakan inisial dari lima kata dalam bahasa Jepang yaitu Seiri (ringkas), Seiton (rapi), Seiso yang (resik), Seiketsu (rawat) dan Shitsuke (disiplin).