Analisis Risiko Supply Chain Di Pabrik Gula Kebon Agung Malang Dengan Menggunakan Metode Fuzzy Analytic Hierarchy Process (Fuzzy-Ahp) Dan Fault Tree Analysis (Fta)

Main Author: Permatasari, MariaTheresiaYessiKrisma
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/150911/
Daftar Isi:
  • Tebu adalah tanaman pokok di Indonesia sebagai salah satu bahan baku dalam proses pengolahan produk gula. Sebagai salah satu produk unggulan, rantai pasok tanaman tebu juga dapat menimbulkan permasalahan. Salah satu perusahaan industri pengolahan tebu adalah Pabrik Gula Kebon Agung Malang. Risiko rantai pasok yang terjadi di perusahaan menyangkut pada aspek supply, demand, operational dan enviromental. Tujuan penelitian mengenai risiko rantai pasok tebu adalah menganalisis risiko yang terjadi dan evaluasi risiko berdasarkan hasil analisa. Metode pendukung dalam manajemen risiko rantai pasok menggunakan metode Fuzzy Analytic Hierarchy Process (Fuzzy-AHP) dan Fault Tree Analysis (FTA). Metode Fuzzy-AHP adalah metode perkembangan dari Analytic Hierarchy Process dan Fuzzy yang di dalam perhitungannya menggunakan segitiga nomor fuzzy (Triangular Fuzzy Number). Fungsi metode ini untuk menganalisis terjadinya risiko yang terjadi di Pabrik Gula Kebon Agung meliputi aspek kriteria supply, demand, operational dan enviromental. Dari hasil Fuzzy-AHP tersebut akan di evaluasi menggunakan metode FTA dengan tujuan untuk mengetahui berapa probabilitas terjadinya risiko yang muncul. Hasil penelitian dari Fuzzy Aanalytic Hierarchy Process berdasarkan hasil agregat dan nilai global yaitu ranking terbesar pada kriteria enviromental (0,30) dan sub kriteria sumberdaya manusia (0,179). Kedua kriteria dan sub kriteria tersebut menjadi input perhitungan Fault Tree Analysis sehingga menghasilkan probabilitas pada enviromental 2,3% dan sumberdaya manusia 4%. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan hasil probabilitas terjadinya permasalahan di enviromental dan sumberdaya manusia masih dapat diatasi dan masih dalam batas normal. Sehingga dapat dicegah dan memberikan evaluasi pada aspek tersebut. Agar pada proyek kedepannya tidak terjadi risiko yang lebih besar dari sebelumnya.